Bagikan:

JAKARTA - Satu orang meninggal di Inggris setelah tertular varian Omicron virus corona, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan pada Hari Senin, kematian pertama yang dikonfirmasi publik secara global akibat varian yang menyebar sangat cepat.

Sejak kasus varian Omicron pertama terdeteksi pada 27 November di Inggris, PM Johnson telah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat. Pada Hari Minggu Ia memperingatkan, varian tersebut dapat mengatasi pertahanan kekebalan dari mereka yang diinokulasi dengan dua suntikan vaksin.

Inggris tidak memberikan rincian tentang kematian selain orang yang telah didiagnosis di rumah sakit. Tidak jelas apakah pasien telah divaksinasi atau memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya.

Kematian akibat Omicron mungkin terjadi di negara lain tetapi belum ada yang dikonfirmasi secara publik di luar Inggris.

"Sayangnya setidaknya satu pasien kini telah dipastikan meninggal dengan Omicron.

Jadi saya pikir gagasan bahwa ini adalah versi virus yang lebih ringan, saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu kita atur (untuk) satu sisi, dan hanya mengenali kecepatan yang dipercepat melalui populasi," ujar PM Johnson dalam keterangan di pusat vaksinasi London, mengutip Reuters 14 Desember.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan, varian Omicron dari virus corona menyebar dengan cepat dan akan menjadi varian dominan di ibu kota Inggris dalam 48 jam ke depan.

"Tidak ada varian COVID-19 yang menyebar secepat ini," kata Menteri Javid kepada parlemen.

"Sementara Omicron mewakili lebih dari 20 persen kasus di Inggris, kami telah melihatnya meningkat menjadi lebih dari 44 persen di London dan kami prediksi itu menjadi varian COVID-19 yang dominan di ibu kota dalam 48 jam ke depan," sambungnya.

sajid javid
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid. (Wikimedia Commons/Foreign and Commonwealth Office)

Sebelum kematian diumumkan, Inggris mengatakan 10 orang telah dirawat di rumah sakit akibat Omicron di berbagai bagian Inggris. Usia mereka berkisar antara 18 hingga 85 tahun, dengan sebagian besar telah menerima dua dosis vaksinasi.

Terpisah, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan varian Omicron, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, Botswana, dan Hong Kong pada akhir November, dapat mengatasi kekebalan mereka yang telah mendapatkan dua suntikan vaksin seperti AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Afrika Selatan mengatakan tidak dapat mengatakan dengan pasti, apakah ada kematian COVID-19 yang disebabkan oleh varian Omicron, karena kematian tidak dipecah berdasarkan varian.

Adapun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Hari Minggu sementara temuan awal dari Afrika Selatan menunjukkan varian Omicron mungkin kurang parah daripada varian Delta yang saat ini dominan di seluruh dunia.

Dan, semua kasus yang dilaporkan di wilayah Eropa ringan atau tanpa gejala, masih belum jelas sejauh mana varian Omicron mungkin secara inheren kurang ganas.

Ditanya apakah dia bisa mengesampingkan pembatasan yang lebih ketat di Inggris sebelum Natal, PM Johnson menghindari memberikan jawaban langsung. Sedangkan Menteri Kesehatan Javid mengatakan dia tidak tahu ada rencana untuk tindakan tambahan.

"Tidak ada rencana yang saya ketahui untuk pembatasan lebih lanjut," tandas Javid.