JAKARTA - Untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade, Jerman mengirim kapal perang ke Laut China Selatan, bergabung dengan kekuatan militer Barat lainnya untuk merespon kekhawatiran ambisi teritorial China.
Diberangkatkan pada Senin kemarin, kapal perang yang ditugaskan adalah Fregat Bayern (F217) dari Brandenburg Class, untuk bergabung dengan sejumlah kapal perang milik Amerika Serikat (AS) hingga Inggris.
Mengutip Reuters Selasa 3 Agustus, para pejabat di Berlin mengatakan Angkatan Laut Jerman akan tetap berpegang pada rute perdagangan umum. Fregat itu juga tidak diharapkan untuk berlayar melalui Selat Taiwan, di mana Kapal Perang AS sering melintas dan membuat Beijing geram.
Jerman akan mengambil posisi yang lebih moderat antara keamanan dan kepentingan ekonominya, mengingat China menjadi mitra dagang terpenting Berlin. Nilai perdagangan yang diraih membantu mengurangi dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian Jerman.
Direncanakan berlayar selama tujuh bulan, kapal tersebut akan berlayar ke Australia, Jepang, Korea Selatan dan Vietnam, dengan prediksi melintasi Laut China Selatan pada Desember mendatang. Terakhir, kapal perang Jerman melintas di kawasan ini pada tahun 2002.
"Kami ingin hukum yang ada dihormati, rute laut dapat dilayari secara bebas, masyarakat terbuka dilindungi dan perdagangan mengikuti aturan yang adil," jelas Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer, yang melepas langsung keberangkatan kapal perang ini di Pelabuhan Wilhelmshaven.
Klaim China di sebagian besar wilayah Laut China Selatan, diikuti dengan pendirian pos-pos militer di pulau-pulau buatan di perairan yang mengandung ladang gas dan penangkapan ikan yang kaya, mendapat tentangan dari berbagai pihak, termasuk negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat.
Setelah Amerika Serikat secara rutin menempatkan kapal perang dari Armada ke-7 Angkatan Laut-nya yang berbasis Yokosuka, Kanagawa, Jepang. Inggris yang tengah mengirimkan grup tempur internasional yang dipimpin oleh Kapal Induk HMS Queen Elizabeth, nantinya akan menempatkan dua kapal perang dan satu unit anti-teror marinir secara permanen di kawasan Indo Pasifik.
Sementara, negara-negara lain, termasuk Prancis Australia dan Selandia Baru, juga telah memperluas aktivitas mereka di Pasifik untuk melawan pengaruh China.
Untuk diketahui, Fregat Bayern (F217) merupakan satu dari empat fregat Kelas Brandenburg. Diluncurkan pada tahun 1994 dan mulai bertugas tahun 1996, Fregat Bayern bersama kapal lainnya di kelas ini merupakan pengganti Kapal Perusak Kelas Hamburg.
Sejumlah misi internasional pernah dijalani kapal perang Jerman ini di Asia, Eropa hingga Afrika, termasuk empat kali dipercaya sebagai kapal komando dalam gugus tugas internasional di bawah bendara NATO dan UNIFIL.
BACA JUGA:
Sebagai fregat, persenjataan kapal ini cukup mumpuni, dengan meriam utamanya menggunakan OTO-Melara 76mm yang didukung dengan dua pucuk Mauser BK-27 rapid fire cannons.
Berikutnya ada sistem pertahanan misil anti-pesawat Sea Sparrow dan CIWS Mk49 Rolling Airframe Missiles untuk pertahanan udara. Misil MM38 Exocet serta torpedo Mk46 untuk peperangan bawah laut. Selain itu, kapal ini juga dilengkapi dua Helikopter Sea Lynx yang dipersenjatai dengan torpedo untuk perang anti-kapal selam maupun misil udara ke permukaan Sea Skua.