Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengeluarkan permintaan maaf negara kepada komunitas Pasifik, Minggu 1 Agustus waktu setempat, terkait dengan tindakan diskriminatif polisi terhadap komunitas warga Pasifik pada era 1970-an.

Tindakan diskriminatif tersebut dimaksud adalah 'serangan fajar' yang dilakukan oleh polisi bersama petugas imigrasi, guna menahan sekaligus mendeportasi pekerja imigran dari Pasifik medio tahun 1974 - 1976.

Dalam sebuah pertemuan dengan komunitas warga Pasifik di Auckland, PM Jacinda Ardern mengatakan, anggota komunitas Pasifik terus menderita dan membawa bekas luka dari serangan di mana mereka secara khusus ditargetkan dan diprofilkan secara rasial.

Meski terjadi lebih dari 50 tahun yang lalu, PM Ardern menyebut ingatan dari bekas luka tersebut dapat berpengaruh terhadap kepercayaan warga kepada pemerintah. Ia juga menyebut Selandia Baru bertekad mengikis habis rasisme.

"Hari ini, saya mewakili Pemerintah Selandia Baru untuk menawarkan permintaan maaf resmi dan tanpa pamrih, kepada komunitas Pasifik atas penerapan diskriminatif undang-undang imigrasi tahun 1970-an yang menyebabkan peristiwa 'Dawn Raids'," ungkap PM Ardern, Minggu 1 Agustus seperti mengutip Reuters.

"Pemerintah mengungkapkan kesedihan, penyesalan, dan penyesalannya bahwa 'serangan fajar' dan pemeriksaan polisi secara acak terjadi dan tindakan ini dianggap tepat," lanjutnya.

Sebagai bagian dari permintaan maaf resmi, PM Ardern mengatakan pemerintahnya akan memberikan 2,1 juta dolar Selandia Baru atau sekitar 1,5 juta dolar Amerika Serikat (AS) dalam bentuk beasiswa akademik dan kejuruan untuk komunitas Pasifik. Serta juta dolar AS dalam beasiswa kepemimpinan untuk kaum muda dari Samoa, Tonga, Fiji dan Tuvalu.

Dalam pertemuan tersebut, PM Ardern mengikuti Ifoga, upacara tradisional Samoa, di mana orang-orang meminta pengampunan atau menerima pengampunan, dengan beberapa menteri dan anggota parlemen menutupi Ardern dengan tikar, yang kemudian disingkirkan oleh anggota komunitas Pasifik.

"Tidak ada penggerebekan yang dilaporkan di rumah orang-orang yang bukan Pasifik, tidak ada penggerebekan atau pemberhentian acak yang dilakukan terhadap orang-orang Eropa," tukas PM Ardern seraya memohon maaf.