JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan Inggris menyatakan keyakinannya terkait serangan terhadap kapal tanker yang dioperasionalkan oleh Israel, menewaskan seorang warga Inggris dan Rumania Kamis lalu, dilakukan oleh Iran. Bersama dengan Israel, kedua negara akan memberikan respon yang tepat terkait serangan ini.
"Setelah meninjau informasi yang tersedia, kami bahwa Iran melakukan serangan ini, yang menewaskan dua orang tak bersalah, menggunakan UAV peledak satu arah," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan. Ia menyebut, tidak ada pembenaran untuk serangan tersebut, mengutip Reuters Senin 2 Agustus.
"Kami bekerja sama dengan mitra kami untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya, berkonsultasi dengan pemerintah di dalam dan di luar kawasan tentang tanggapan yang tepat, yang akan datang," sambung Menlu Blinken.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab sehari sebelumnya mengatakan, penilaian Inggris telah menyimpulkan sangat mungkin Iran telah menggunakan satu atau lebih drone untuk melakukan serangan melanggar hukum dan tidak berperasaan.
"Kami yakin serangan ini disengaja, ditargetkan, dan jelas merupakan pelanggaran hukum internasional oleh Iran. Inggris bekerja dengan mitra internasional pada tanggapan bersama," terangnya.
Terpisah, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menuduh Teheran mencoba mengelak dari tanggung jawab atas serangan itu, menyebut penolakannya pengecut.
"Saya menyatakan dengan tegas, Iran adalah orang yang melakukan serangan terhadap kapal itu. Bagaimanapun, kami memiliki cara kami sendiri untuk menyampaikan pesan ke Iran," ungkap Bennett, menambahkan bahwa intelijen mendukung klaimnya.
Untuk diketahui, kapal tanker Mercer Street milik Jepang yang berbendera Liebria dan dikelola oleh perusahaan Israel Zodiac Maritime, mengalami serangan di Laut Arab pekan lalu. Angkatan Laut AS, yang mengawal kapal tanker dengan kapal induk USS Ronald Reagan, mengatakan pada Hari Sabtu, indikasi awal dengan jelas menunjuk ke serangan pesawat tak berawak.
"Teheran menabur kekerasan dan kehancuran. Republik Islam Iran bukan hanya masalah Israel, tetapi juga masalah dunia. Perilakunya mengancam kebebasan navigasi dan perdagangan global," sebut pejabat Israel mengutip France24 Sabtu 31 Juli.
Iran sendiri pada Hari Minggu juga membantah tudingan penyerangan terhadap kapal tanker tersebut, seperti yang disebutkan oleh Israel.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan pada konferensi pers Hari Minggu, rezim Zionis (Israel) telah menciptakan ketidakamanan, teror dan kekerasan.
"Tuduhan seperti itu dimaksudkan oleh Israel untuk mengalihkan perhatian dari fakta dan tidak berdasar," kritik Khatibzadeh.
BACA JUGA:
Iran dan Israel telah bertukar tuduhan melakukan serangan terhadap kapal masing-masing dalam beberapa bulan terakhir.
Ketegangan meningkat di kawasan Teluk sejak Amerika Serikat memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran pada 2018 setelah Presiden Donald Trump saat itu menarik Washington dari kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan negara-negara besar.