Korea Selatan Bakal Miliki Pelabuhan Berbasis Hidrogen Tahun 2040 Mendatang
Ilustrasi Pelabuhan ramah lingkungan Pyeongtaek-Dangjin, Korea Selatan. (Wikimedia Commons/Wtbnt)

Bagikan:

JAKARTA - Pelabuhan terbesar kelima Korea Selata akan menjadi 100 persen berbasis hidrogen mulai tahun 2040, sebagai bagian dari upaya pemerintah pusat untuk menetralisir emisi karbon, bergabung dengan upaya internasional untuk memperlambat pemanasan global.

Pelabuhan Pyeongtaek-Dangjin di pantai barat telah dipilih untuk menjadi pelabuhan besar pertama di Negeri Ginseng yang menghasilkan emisi karbon nol-bersih. Ini seperti kesepakatan sekitar 10 lembaga pemerintah, perusahaan negara, perusahaan swasta hingga asosiasi bisnis.

Mereka yang menandatangani perjanjian untuk menetralisir emisi karbon pada 26 Juli lalu yakni, Kantor Wilayah Kelautan dan Perikanan Pyeongtaek, Pemerintah Provinsi Gyeonggi, Pemerintah Kota Pyeongtaek, Perusahaan Gas Korea, Perusahaan Pelabuhan Gyeonggi Pyeongtaek, Perusahaan Teknologi Gas Korea, Perusahaan Hyundai Motor, Teknik Pembuatan Kapal dan Lepas Pantai Korea, Hyundai Glovis, dan asosiasi operator bisnis dari kompleks industri nasional di Poseung Pyeongtaek.

Pelabuhan yang ditingkatkan diharapkan dapat memproduksi, mengimpor, menyimpan, mengangkut, dan menggunakan hidrogen melalui ekosistemnya sendiri, menurut Divisi Kebijakan Pelabuhan di bawah Biro Pelabuhan dan Pelabuhan Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengutip Korea Times 29 Juli.

Pelabuhan Pyeongtaek-Dangjin dipilih di antara pelabuhan utama Korea Selatan lainnya karena dekat dengan pabrik gas alam cair (LNG). Fasilitas tersebut dapat digunakan untuk memproduksi dan mengangkut hidrogen ke kota-kota terdekat dan kompleks industri, dan juga bahan bakar kendaraan, menurut kementerian.

"Pelabuhan Pyeongtaek-Dangjin dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai untuk memproduksi, mengangkut dan menggunakan hidrogen," jelas Menteri Kelautan dan Perikanan Moon Seong-hyeok.

"Dengan kesepakatan terbaru, pelabuhan akan menjadi model untuk pelabuhan berbasis hidrogen dan membuka jalan bagi pelabuhan lain untuk menyebarkan ekosistem hidrogen mereka sendiri," sambung Menteri Moon.

Pihak-pihak yang berpartisipasi dalam proyek baru akan mulai membangun kompleks hidrogen di dalam pelabuhan, memperluas kendaraan hidrogen untuk layanan di sana dan mendirikan fasilitas untuk mengimpor hidrogen, menguji kapal berbahan bakar hidrogen, kereta api dan fasilitas pelabuhan.

Dimulai dengan program hidrogen Pelabuhan Pyeongtaek-Dangjin, kementerian berencana untuk membuat pelabuhan utama lainnya 100 persen berbasis hidrogen pada tahun 2040, membangun jaringan pelabuhan nasional yang berjalan di bawah ekosistem yang sama. Rencana ini awalnya diperkenalkan selama gelaran '2020 P4G Seoul Summit' pada bulan Mei.

Pada forum internasional perubahan iklim, Pemerintah Korea Selatan juga mengungkapkan rencananya untuk merancang kapal kontainer supersize berbahan bakar amonia, mengembangkan pelabuhan pintar di Pelabuhan Rotterdam di Belanda bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Korea, mengurangi sampah plastik di lautan dan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk memantau sampah laut.

Untuk diketahui, pada tahun 2020, Pelabuhan Pyeongtaek-Dangjin menduduki peringkat kelima di Korea Selatan dalam hal volume pengiriman yang berjumlah sekitar 106.845 ton. Busan menduduki peringkat teratas, diikuti oleh pelabuhan Gwangyang, Ulsan, dan Incheon. Pada tahun yang sama, Pelabuhan Pyeongtaek-Dangjin menangani sekitar 1,26 juta kendaraan impor dan ekspor, terbanyak di negara ini.