Bagikan:

JAKARTA - Sel bahan bakar hidrogen semakin serius dipertimbangkan sebagai penunjang mobilitas ramah lingkungan.

Honda merupakan salah satu pabrikan yang telah memainkan perannya dalam energi keberlanjutan ini dengan menghadirkan sedan Clarity sebagai mobil produksi Fuel Cell Vehicle (FCEV) pertama yang dijual secara global sejak 2008 lalu. Sayang, mobil ini tidak kunjung meraih kesuksesan hingga akhirnya dihentikan produksinya pada 2022 lalu.

Meskipun demikian, perusahaan tidak menyerah terhadap teknologi ini dengan meluncurkan sebuah SUV prototipe berbasis dari CR-V dengan mengusung teknologi sel bahan bakar yang dikembangkan bersama General Motors (GM) sebagai mitra. Bahkan, pabrikan berlogo ‘H’ ini menyebut bahwa FCV akan menjadi andalan dalam jajaran model globalnya.

Inoue Katsushi, selaku kepala Honda dalam bidang elektrifikasi, mengatakan bahwa kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) adalah segmen yang diutamakan yang kemudian diikuti oleh mobil sel bahan bakar di masa depan.

“Era sel bahan bakar mungkin memerlukan waktu lebih lama,” kata Katsushi, dilansir Autocar, Selasa, 16 Januari.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa 100 persen penjualan mobil Honda pada 2040 mendatang merupakan BEV atau FCEV, namun tidak disebutkan detail lebih lanjutnya. Meski demikian, bisa dipastikan bahwa model konsep dari ‘Seri 0’ tidak akan mendapat teknologi sel bahan bakar.

Ia juga menyinggung soal lesunya penjualan Clarity yang bukan tanda pasar tidak menginginkan mobil berteknologi hidrogen, melainkan karena lemahnya infrastruktur pendukung serta biaya untuk kendaraan tersebut masih terlalu tinggi.

“Pada masa itu, infrastrukturnya tidak cukup baik, model ini masih eksperimental dan biayanya terlalu tinggi,” jelas Katsushi.

Dengan demikian, Honda optimis bahwa mobil sel bahan bakar terbarunya akan mendapatkan respons yang baik dan siap bersaing dengan beberapa pabrikan bila infrastruktur memadai dan biaya yang dipatok cukup kompetitif.

“Sel bahan bakar generasi berikutnya cukup kompetitif,” tegas Katsushi.

7

Diketahui, perusahaan yang bermarkas di Tokyo, Jepang, tersebut juga bekerja sama dengan Isuzu dalam mengembangkan truk FCEV yang disebut sebagai Giga Fuel Cell. Prototipe tersebut baru memasuki fase uji coba sebelum nantinya akan diluncurkan pada 2027 mendatang.