Mencermati Sejauh Mana Kesiapan Dunia dan Pabrikan Otomotif dengan Kendaraan Hidrogen
Stasiun pengisian kendaraan hidrogen yang akan dibangun HYLA di California. (Dok. HYLA)

Bagikan:

JAKARTA - Dalam usaha menurunkan emisi karbon, dunia semakin mencari alternatif sumber energi. Salah satu solusi yang tengah naik daun adalah penggunaan hidrogen, terutama dalam memberikan opsi lebih bersih bagi industri transportasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah inovasi telah mengarah pada pengembangan kendaraan yang menggunakan hidrogen sebagai sumber energi.

Berbeda dengan bahan bakar fosil yang melepaskan gas pemanas planet, bahan bakar hidrogen dapat bersih hingga 100%, tergantung pada proses pembakarannya. Dalam kendaraan listrik berbahan bakar sel bahan bakar hidrogen (FCEV), hidrogen dibakar dengan oksigen murni di dalam sel khusus, dan satu-satunya produk sampingannya adalah air.

Proyeksi juga menunjukkan bahwa bahan bakar hidrogen akan memainkan peran kunci dalam beberapa dekade mendatang. Para ahli memprediksi bahwa pasar hidrogen global akan mencapai sekitar 231 miliar dolar AS pada tahun 2030.

Bulan lalu, California Transportation Commission (CTC) memberikan hibah sebesar 41.9 juta dolar AS atau sekitar Rp635 miliar kepada Nikola Corporation melalui merek HYLA, dalam rangka untuk membangun 6 stasiun pengisian bahan bakar hidrogen kapasitas besar di seluruh California Selatan.

Setiap stasiun pengisian hidrogen di sana dirancang untuk mendukung dan memperluas pertumbuhan kebutuhan pengisian bahan bakar kendaraan hidrogen, dikutip dari laporan Yahoo Finance, 6 Juli.

Sementara Nikola Corporation sebagai produsen truk listrik hidrogen juga telah menerima pemesanan 202 unit truk listrik berbahan bakar sel bahan bakar hidrogen, mencerminkan tren industri yang semakin berkembang menuju solusi berkelanjutan.

Di sisi lain, di Kanada, First Hydrogen mengumumkan hasil uji jalan untuk kendaraan berbahan bakar sel bahan bakar hidrogen (FCEV) mereka ternyata melebihi harapan. Hasil uji coba ini memberikan umpan balik yang menjanjikan, membuktikan kelayakan energi hidrogen.

Lalu pada awal bulan Agustus ini, diberitakan VOI sebelumnya, Inggris juga akan membuka pusat pengisian bahan bakar hidrogen pertamanya mulai tahun 2024. Stasiun pengisian ini akan dibangun oleh perusahaan rintisan Inggris, Element 2, dan didukung oleh dana hibah pemerintah sebesar 8 juta poundsterling atau sekitar Rp155 miliar.

Dengan penjualan kendaraan listrik yang meningkat pesat, apakah kendaraan hidrogen memiliki masa depan di jalan raya dunia?

Penjualan kendaraan hidrogen sendiri pada kuartal kedua tahun 2023 di Amerika Serikat (khususnya di California, tempat model produksi dan infrastruktur hidrogen ini tersedia) mencapai volume triwulanan tertinggi dalam sejarah.

Menurut data Hydrogen Fuel Cell Partnership, dikutip dari InsideEVs, 31 Juli, selama kuartal kedua tahun 2023, tercatat 1.076 unit mobil sel bahan bakar hidrogen baru terjual di AS, atau 34 persen lebih banyak dari tahun lalu.

Uniknya dari data tersebut, rekor penjualan terbanyak pada kuartal kedua ini hanya dibukukan oleh satu model yaitu Toyota Mirai, yang menurut Toyota mencatatkan penjualan 1.054 unit sementara Hyundai hanya melaporkan 40 penjualan model Nexo.

3
Toyota Mirai, mobil hidrogen paling laris di dunia. (Dok. Toyota)

Untuk diketahui, tak begitu banyak pabrikan yang serius mengembangkan kendaraan berbahan bakar hidrogen bahkan sejumlah pabrikan hanya memiliki satu model dengan beberapa yang sudah dikenal, seperti Toyota dengan Mirai, Hyundai dengan Nexo, Honda dengan Clarity Fuel Cell, BMW dengan iX5 Hydrogen, Mercedes-Benz dengan GLC F-CELL, dan beberapa lagi masih dalam bentuk mobil konsep.

3
BMW meluncurkan iX5 Hydrogen pada Februari 2023. (Dok. BMW)

Dikutip dari Auto Express, 23 Juni, salah satu aspek menarik dari kendaraan hidrogen adalah kecepatan pengisian yang hampir sebanding dengan mengisi bahan bakar bensin atau diesel. Dibutuhkan hanya sekitar 5 menit untuk mengisi tangki hidrogen, sebuah keuntungan yang signifikan dibandingkan dengan waktu pengisian yang lebih lama pada mobil listrik berbaterai.

Namun, meskipun kecepatan pengisian yang menguntungkan, adopsi kendaraan hidrogen masih terhambat oleh tantangan utama, yaitu infrastruktur. Menurut UK H2 Mobility, di Inggris saja saat ini hanya terdapat 6 stasiun pengisian hidrogen. Jelas dengan kenyataan ini, menggunakan mobil hidrogen menjadi sesuatu yang sulit dilakukan.

Namun dengan perkembangan teknologi, para ahli optimis bahwa dengan peningkatan infrastruktur dan solusi teknologi yang tepat, kendaraan hidrogen dapat menjadi alternatif yang lebih menarik dan berkelanjutan dalam upaya mengurangi emisi dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Mengingat potensi kecepatan pengisian dan dampak lingkungan yang lebih baik, jelas masyarakat dunia berharap masa depan kendaraan berbahan bakar hidrogen akan semakin cerah. Dengan kolaborasi antara pemegang kepentingan, produsen kendaraan, dan sektor energi, kemungkinan besar dalam beberapa tahun ke depan pertumbuhan kendaraan hidrogen juga meningkat seiring dengan kesiapan infrastrukturnya.