JAKARTA - Pernyataan berani dilontarkan Chairman Toyota Motor Corporation, Akio Toyoda menyangkut transisi global menuju kendaraan listrik sepenuhnya.
Pria yang merupakan cucu pendiri Toyota, Kiichiro Toyoda ini beranggapan bahwa peralihan kendaraan listrik akan menyebabkan hilangnya banyak pekerjaan terutama yang berhubungan dengan mesin, hingga dari banyaknya pemasok.
“Ada 5,5 juta orang yang berkecimpung di industri otomotif di Jepang. Di antaranya adalah mereka yang sudah lama menggeluti (pekerjaan) terkait mesin,” kata Toyoda dikutip dari Reuters, Jumat, 11 Oktober.
Ia menekankan hal tersebut menjadi sinyal bahaya bagi para pekerja bila pilihan mobilitas yang tersedia hanya tergantung pada kendaraan listrik (EV) saja.
“Jika kendaraan listrik hanya menjadi satu-satunya pilihan, termasuk bagi pemasok kami, pekerjaan orang-orang tersebut akan hilang,” tegas Toyoda.
BACA JUGA:
Karena hal ini, pabrikan otomotif ternama dari Jepang ini sangat berhati-hati dalam menentukan kebijakan terkait mobil listrik. Sejauh ini, langkah yang diambil Toyota cukup tepat mengingat permintaan soal Battery Electric Vehicle (BEV) alami penurunan.
Sebaliknya, pasar kendaraan hybrid di seluruh dunia justru alami peningkatan. Di antara pabrikan lainnya, Toyota merupakan salah satu merek yang secara terang-terangan dari awal tidak mau bergantung pada EV saja.
Dengan pendekatan multi-jalur, Toyota sejak awal memberikan pilihan berbagai teknologi mulai dari Hybrid Electric Vehicle (HEV), Battery Electric Vehicle (BEV), Plug-In Hybrid (PHEV), Fuel-Cell (FCEV), hingga mesin pembakaran (ICE).
Selama periode Agustus lalu, mobil HEV menjadi penyumbang terbanyak dalam segmen kendaraan ramah lingkungan Toyota di seluruh dunia dengan jumlah 336.848 unit (naik 22,4 persen). Kemudian, Plug-In Hybrid (PHEV) berada di tempat kedua dengan jumlah 13.546 unit atau naik 12,1 persen pada Agustus lalu.
Battery Electric Vehicle (BEV) dari Toyota juga diminati oleh konsumen di penjuru dunia dengan berhasil terjual sebanyak 12.682 unit (naik 6,8 persen). Ini diikuti oleh Mild-Hybrid (MHEV) dengan 8.507 unit (naik 257 persen) dan sel bahan bakar hidrogen (FCEV) sebanyak 144 unit (turun 57 persen).