Bagikan:

JAKARTA - Pergerakan industri otomotif global semakin massif menuju kendaraan listrik (EV) sepenuhnya. Meskipun demikian, pabrikan seperti Toyota meyakini bahwa EV tidak akan menyumbang banyak dari market share kendaraan.

Adalah Akio Toyoda, selaku Chairman dari Toyota Motor Corporation yang mengatakan demikian. Ia beranggapan bahwa pangsa mobil listrik hanya mencapai maksimal 30 persen dari keseluruhan, sisanya akan diambil oleh hybrid, sel bahan bakar hidrogen (FCEV), dan mobil berbahan bakar internal (ICE).

Toyoda menilai, bahwa membatasi pilihan konsumen dan membuat kebutuhan mobilitas mereka menjadi lebih mahal dari biasanya bukanlah solusi dalam ekosistem berkelanjutan di dunia otomotif.

“Konsumen yang harusnya mengambil keputusan, bukan peraturan ataupun politik,” ucap cucu pendiri perusahaan dikutip dari Bloomberg, Kamis, 25 Januari.

Pria yang disebut sebagai ‘Morizo’ atau ‘Master Driver’ ini, menambahkan bahwa mesin pembakaran akan tetap selalu ada mengingat pertumbuhan kendaraan listrik saat ini berjalan lambat.

“Mesin ICE pasti akan tetap ada,” tegas Toyoda.

Pernyataan dari pria berusia 67 tahun ini bukanlah omongan belaka. Tidak seperti para kompetitor yang hanya fokus pada elektrifikasi, Toyota sebagai perusahaan otomotif saat ini menerapkan strategi ‘multi-jalur’ dengan memberikan berbagai pilihan alternatif bagi para konsumen dalam memilih kebutuhan mobilitas, seperti hybrid, sel bahan bakar hidrogen, EV, dan ICE.

Meskipun demikian, perusahaan tetap memiliki target akan menjual sebanyak 1,5 juta Battery Electric Vehicle (BEV) per tahun pada 2026 mendatang, kemudian bertambah menjadi 3,5 juta kendaraan pada 2030.

Toyota juga akan mengembangkan baterai solid-state yang akan tiba pada tahun 2027 dan 2028 mendatang. Disebutkan bahwa teknologi ini dapat membuat BEV melaju sejauh lebih dari 1.000 km saat baterainya terisi penuh.