Bagikan:

JAKARTA - Mazda tetap komitmen untuk menghadirkan lebih banyak kendaraan Battery Electric Vehicle (BEV) di pasar global, meskipun belum siap untuk beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik (EV) menyusul permintaan yang masih kuat terhadap mesin pembakaran internal (ICE).

Pabrikan asal Hiroshima, Jepang, yang terkenal dengan penjualan Mazda MX-30, BEV murni yang dihentikan produksinya di AS setelah tahun 2023, menegaskan ketertarikannya untuk tetap berada di segmen EV. Meskipun terjadi penurunan produksi MX-30 di AS, Mazda tidak berniat untuk mengurangi langkahnya dalam mengembangkan kendaraan listrik.

Masahiro Moro, CEO Mazda, menyatakan rencana pihaknya untuk memperkenalkan tujuh atau delapan BEV pada tahun 2030. Target Mazda adalah agar segmen kendaraan listrik dapat menyumbang 25-40 persen dari total penjualan global. Meskipun target ini dianggap kurang agresif dibandingkan dengan beberapa pesaing, Mazda tetap optimis.

"Dalam pasar saat ini, elektrifikasi, khususnya kendaraan listrik baterai, pertumbuhannya tidak terlalu cepat. Jadi, kami mungkin memulainya sedikit lebih lambat dalam hal peningkatan," kata Moro seperti dilansir dari Automotive News, Senin, 11 Desember.

Moro menambahkan bahwa periode antara sekarang dan 2030 merupakan fase awal elektrifikasi yang dihadapi dengan sejumlah tantangan. Namun, Mazda tetap fleksibel untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang saat ini sedang mencari solusi alternatif selain BEV.

Dalam upaya mengembangkan kendaraan listrik, Mazda kemungkinan akan mengandalkan Toyota untuk meminimalkan investasi yang diperlukan untuk EV. Kemitraan strategis antara kedua perusahaan tersebut telah menghasilkan kerja sama dalam pengembangan model dan teknologi.

Sistem perangkat lunak elektronik dan otomotif yang dikembangkan bersama Toyota akan digunakan pada kendaraan listrik Mazda mulai sekitar tahun 2026. Moro menjelaskan bahwa kolaborasi ini memungkinkan Mazda menghemat hingga 80 persen dari total biaya investasi yang akan dikeluarkan jika menjalankan proyek tersebut secara mandiri.

"Dulu, mungkin kita menganggap ini sebagai area kompetitif. Tetapi sekarang, ini adalah bidang kolaboratif," tambah Moro.

Seperti diketahui, Toyota memiliki lima persen saham di Mazda, dan keduanya telah menjalin kerja sama dalam pengembangan model dan teknologi. Kolaborasi ini mencakup model Mazda3 Hybrid yang menggunakan teknologi yang berasal dari Toyota.