JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang keluar atau capital outflow ke keuangan domestik pada 16 Desember hingga 19 Desember 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto sebesar Rp8,81 triliun.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso menyampaikan dana asing keluar berasal dari Saham, Surat Berharga Negara (SBN), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Terdiri dari jual neto sebesar Rp3,67 triliun di pasar saham, Rp4,43 triliun di pasar SBN, dan Rp0,71 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," jelasnya dikutip Minggu, 22 Desember.
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 19 Desember 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp17,45 triliun di pasar saham, Rp37,81 triliun di pasar SBN dan Rp171,97 triliun di SRBI.
Pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp17,10 triliun di pasar saham, Rp71,77 triliun di pasar SBN dan Rp41,62 triliun di SRBI.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, Ramdan mengatakan Premi CDS Indonesia 5 tahun per 19 Desember 2024 sebesar 75,79 bps, naik dibanding dengan 13 Desember 2024 sebesar 71,81 bps.
Sementara, tingkat imbal hasil SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun pada Jumat pagi, 20 Desember 2024 stabil di 7,07 persen. Sementara pada penutupan Kamis, 19 Desember, Yield SBN 10 tahun naik ke 7,07 persen.
Sedangkan, nilai tukar rupiah pada Jumat pagi 20 Desember dibuka pada level (bid) Rp16.290 per dolar AS, sedangkan pada penutupan Kamis, 19 Desember sebesar Rp16.285 per dolar AS. Sementara, indeks dolar AS menguat ke level 108,41.
Selain itu, pada penutupan Kamis, 19 Desember, Yield UST (US Treasury) 10 tahun naik ke level 4,562 persen.
Ramdan menyampaikan berdasarkan perkembangan kondisi perekonomian global dan domestik, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.