Menteri Pertahanan Israel Tuding Iran Berikan Pelatihan Drone Kepada Milisi Asing di Dekat Isfahan
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz. (Wikimedia Commons/IDF Spokesperson's Unit photographer)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menuduh Iran memberikan pelatihan pesawat tak berawak (drone) kepada milisi asing di sebuah pangkalan udara dekat Kota Isfahan, sebulan setelah Teheran berada di bawah pengawasan global atas dugaan serangan pesawat tak berawak terhadap sebuah kapal tanker yang dikelola Israel di lepas pantai Oman, dalam sebuah pernyataan Hari Minggu.

Israel telah menggabungkan serangan militer dengan tekanan diplomatik untuk mengalahkan Iran yang merupakan musuh bebuyutannya, saat negosiasi nuklir Teheran dengan Barat mengalami kebuntuan, untuk memperkuat pengaruh regional melalui gerilyawan sekutu.

Menurut Kantor Kementerian Pertahanan, Dalam apa yang digambarkan kantornya sebagai pengungkapan baru, Benny Gantz mengatakan Iran menggunakan pangkalan udara Kashan di utara Isfahan untuk melatih "operasi teror dari Yaman, Irak, Suriah, dan Lebanon dalam menerbangkan UAV (kendaraan udara tak berawak) buatan Iran," mengutip Reuters Senin 13 September.

Iran juga mencoba untuk mentransfer pengetahuan yang memungkinkan pembuatan UAV di Jalur Gaza, di perbatasan selatan Israel, Gantz mengatakan pada konferensi di Universitas Reichman dekat Tel Aviv.

Selain itu, Kantor Menteri Pertahanan Israel memberikan apa yang dikatakannya sebagai gambar satelit yang menunjukkan UAV di landasan pacu di Kashan. Tidak ada komentar langsung dari Iran.

Insiden terdekat terkait dengan drone Iran misalnya, ledakan pada 29 Juli di Mercer Street, sebuah kapal tanker produk minyak milik Jepang berbendera Liberia di Perairan Teluk, rute pengiriman minyak utama, menewaskan dua awak, seorang Inggris dan seorang Rumania.

Kapal tersebut dioperasikan dan dikelola oleh Zodiac Maritime yang berbasis di London, yang dimiliki oleh grup Ofer Global milik raja Israel Eyal Ofer. Iran menjadi tertuduh serangan pesawat tak berawak yang disebut diproduksi di Iran itu.

Namun, Iran telah membantah terlibat dalam insiden tersebut. Teheran menolak tuduhan perang psikologis bahwa mereka berada di balik serangan mematikan terhadap sebuah kapal tanker di lepas pantai Oman, dan mengatakan Teheran berusaha untuk meningkatkan keamanan jalur air Teluk yang strategis.

"Jika kami menghadapi musuh, kami akan menyatakannya secara terbuka, jadi cerita baru-baru ini oleh musuh adalah operasi psikologis," media pemerintah mengutip Abolfazl Shekarchi, juru bicara senior angkatan bersenjata Iran, mengatakan.

Sementara, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menolak pernyataan negara-negara Kelompok 7 (G7), yang menyebut bukti-bukti terkait serangan terhadap kapal tanker tersebut mengarah kepada Iran, seraya mengatakan mengancam keamanan dan perdamaian internasional, merupakan tidak berdasar, kata media pemerintah.

"Perlu dicatat bahwa insiden ini terjadi beberapa hari sebelum pelantikan presiden baru Iran," jelas Khatibzadeh.