Iran Eksekusi Teroris yang Dituduh Bekerja untuk Mossad dan Terkait Serangan Drone
Fasilitas nuklir Iran di Natanz. (WIkimedia Commons/Hamed Saber)

Bagikan:

JAKARTA - Media pemerintah Iran melaporkan pada hari Minggu, pengadilan negara itu telah mengeksekusi seorang "teroris" terkait tuduhan serangan pesawat tak berawak yang menargetkan situs Kementerian Pertahanan di pusat negara itu tahun lalu.

Orang tersebut "berencana meledakkan kompleks bengkel Kementerian Pertahanan di Isfahan di bawah bimbingan petugas intelijen Mossad", agen mata-mata Israel, menurut televisi pemerintah, melansir The National News 4 Maret.

Identitas pelaku dan tanggal eksekusi terhadapnya belum diketahui secara pasti.

Iran diketahui memiliki beberapa lokasi penelitian nuklir di wilayah Isfahan, termasuk pabrik konversi uranium.

Di sisi lain, program nuklir negara yang terkena sanksi itu telah menjadi sasaran sabotase, pembunuhan ilmuwan dan serangan siber. Teheran menuduh Israel melakukan beberapa tindakan rahasia di wilayahnya.

Kementerian intelijen Iran mengatakan pada Februari 2023, mereka mereka telah menangkap "aktor utama" yang terlibat dalam serangan pesawat tak berawak di situs kementerian pertahanan di Isfahan, lokasi fasilitas pengayaan nuklir Natanz.

Bulan sebelumnya, sistem anti-pesawat menghancurkan sebuah drone dan dua lainnya meledak dalam serangan terhadap fasilitas kementerian pertahanan di provinsi tersebut, kata para pejabat pada saat itu.

Menurut Kementerian Pertahanan, serangan malam hari itu tidak menimbulkan korban jiwa dan hanya menimbulkan kerusakan kecil.

Pihak berwenang tidak merinci kegiatan di lokasi tersebut, namun IRNA mengatakan serangan itu menargetkan "pabrik pembuatan amunisi".

Diketahui, Iran telah terlibat dalam perang bayangan selama bertahun-tahun dengan musuh bebuyutannya, Israel.

Pada Bulan Agustus tahun lalu Iran mengklaim telah menggagalkan proyek "sangat kompleks" yang diprakarsai Mossad untuk "menyabotase" industri rudal balistiknya.

Pada Bulan Januari, Iran menggantung empat anggota minoritas Kurdi atas tuduhan menjadi mata-mata Israel.

Mereka dihukum karena berkolaborasi dengan Israel dalam rencana menyabotase situs pertahanan Iran di Isfahan.

Pada April 2021, Teheran mengumumkan telah mulai memproduksi 60 persen uranium yang diperkaya di situs Natanz, sehari setelah menuduh Israel melakukan serangan di sana.