Selundupkan Teknologi Perang Anti-Kapal Selam dari AS ke Universitas Militer di Shaanxi, Pengusaha China Dipenjara
Ilustrasi kapal selam. (Wikimedia Commons/U.S. Navy\/Lt. Scott Miller)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang pengusaha China pada hari Rabu dijatuhi hukuman dua tahun penjara, setelah ia mengakui menyelundupkan teknologi kelautan, terkait dengan kemampuan perang anti-kapal selam dari Amerika Serikat (AS) untuk kepentingan universitas militer China.

Shuren Qin, pengusaha yang mendirikan perusahaan yang menjual instrumen oseanografi, dijatuhi hukuman oleh Hakim Distrik AS Denise Casper di Boston setelah mengakui bahwa dia secara ilegal mengekspor perangkat yang disebut hidrofon yang dapat digunakan untuk memantau suara di bawah air.

Jaksa menuntutnya dengan hukuman 7,5 tahun penjara, serta mengharuskannya membayar denda 20.000 dolar AS. Pengakuan bersalahnya bersyarat, memungkinkan dia untuk mengajukan banding atas putusan Casper, untuk tidak menekan bukti yang memberatkannya.

Ahli biologi kelautan itu didakwa pada 2018 di tengah meningkatnya kekhawatiran AS tentang ancaman keamanan nasional dari China, fokus lanjutan dari pemerintahan Presiden Joe Biden. Qin yang kini berusia 45 tahun, telah menjalani hukuman tiga bulan penjara setelah penangkapannya.

Pengacara yang membelanya mengatakan, Qin mendirikan LinkOcean Technologies Ltd., di China pada 2005, untuk menyediakan instrumen oseanografi kepada para ilmuwan. Qin kemudian berimigrasi ke Amerika Serikat bersama keluarganya pada tahun 2014 sebagai penduduk tetap.

Jaksa mengatakan, Qin dari 2015 hingga 2016 mengekspor hidrofon ke Northwestern Polytechnical University, lembaga penelitian militer China yang terlibat dalam proyek drone bawah air, dengan menipu pemasok AS dan tanpa memperoleh lisensi ekspor.

Pengacaranya mengatakan, Qin tidak mengetahui tujuan yang dimaksudkan universitas untuk produk tersebut, yang juga memiliki kegunaan sipil dan ilmiah.

"Ini bukan teknologi rahasia," kata pengacara Qin, Sara Silva, mengutip Reuters 9 September.

Qin, yang tinggal di Wellesley, Massachusetts, di wilayah Boston, Amerika Serikat mengaku bersalah pada April atas 10 tuduhan, termasuk berkonspirasi untuk melakukan pelanggaran ekspor, penipuan visa, pencucian uang dan penyelundupan.

Jaksa awalnya juga menuduh Qin mengekspor kendaraan permukaan tak berawak dan kapal robot, menuduh dia memasok barang senilai 8 juta dolar AS ke entitas yang dikendalikan pemerintah China.

Namun, ia hanya mengakui tuduhan terkait 60 hidrofon senilai sekitar 100 ribu dolar AS.