Kuba Sebut Kehadiran Kapal Selam Nuklir AS di Teluk Guantanamo Timbulkan Pertanyaan
Pangkalan militer AS di Teluk Guantanamo. (Wikimedia Commons/U.S. Navy/Chief Mass Communication Specialist Bill Mesta)

Bagikan:

JAKARTA - Pihak berwenang Kuba pada Hari Selasa mengatakan kapal selam nuklir Amerika Serikat hadir di pangkalan militernya di Teluk Guantanamo, menyebut tindakan itu sebagai "peningkatan ketegangan yang provokatif", beberapa minggu setelah Washington menuduh ada pangkalan mata-mata China di pulau itu.

"Kehadiran kapal selam nuklir di sana pada saat ini membuat kita perlu bertanya-tanya, apa alasan militer di balik tindakan ini di wilayah dunia yang damai ini," kata Kementerian Luar Negeri Kuba dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 12 Juli.

Namun demikian, Kementerian Luar Negeri Kuba tidak merinci apakah kapal selam tersebut dipersenjatai atau tidak. Namun, dikatakan kapal itu berada di sana pada 5-8 Juli.

Sementara itu, Washington tidak mengkonfirmasi ada tidaknya kapal selam seperti yang disebutkan Kuba di pangkalan militernya di Guantanamo.

Sedangkan Departemen Luar Negeri AS menolak memberikan informasi tentang pergerakan aset militer.

Namun dikatakan, Kuba ingin mengalihkan perhatian dari peringatan dua tahun protes jalanan terbesar yang terjadi di Kuba sejak revolusi 1959 Fidel Castro. Pada Hari Senin, Kuba menuduh AS menghasut kerusuhan itu.

"Upaya Pemerintah Kuba untuk mengalihkan perhatian dunia dari pentingnya hari ini transparan dan dapat direalisasikan," kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS.

Pihak Gedung Putih dan Departemen Pertahanan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Terpisah, Profesor dari Universitas Amerika Washington William LeoGrande mengatakan, sulit untuk mengetahui motivasi pergerakan kapal selam, menunjuk pada kemungkinan masalah teknis atau tanggapan terhadap kekhawatiran baru-baru ini tentang China.

"Secara keseluruhan ini adalah insiden yang benar-benar merupakan gejala dari fakta, Kuba sekali lagi terjebak di antara negara adidaya dalam apa yang tampaknya merupakan munculnya Perang Dingin baru," terangnya.

Diketahui, Kuba telah lama meminta AS untuk menutup pangkalan angkatan lautnya yang berusia 121 tahun di bagian timur pulau itu, bersama dengan penjara militer yang didirikan Washington di sana pada tahun 2002.

Bulan lalu, Havana dan Beijing menolak laporan yang mengutip pejabat Washington, yang menyatakan China menggunakan Kuba sebagai basis mata-mata. Amerika Serikat tidak memberikan bukti tentang pangkalan semacam itu.

Terkait