JAKARTA - Pejabat Rusia mengatakan pada Hari Kami, Amerika Serikat tidak perlu mengkhawatirkan kehadiran dua kapal perang mereka di Kuba, menilai Barat tampak tuli terhadap sinyal diplomatik apa pun dari Moskow dan hanya memperhatikan ketika tentara atau angkatan laut mengambil tindakan.
Sebuah fregat angkatan laut dan sebuah kapal selam bertenaga nuklir Rusia berlabuh di pelabuhan Havana pada Hari Rabu, persinggahan yang menurut AS dan Kuba tidak menimbulkan ancaman, tetapi secara luas dilihat sebagai unjuk kekuatan Rusia saat ketegangan meningkat atas perang Ukraina.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan, tidak ada bukti Rusia mentransfer rudal apa pun ke Kuba, tetapi AS akan tetap waspada.
Ketika ditanya tentang dugaan kegugupan di Washington atas ketakutan Rusia dapat mentransfer personel militer ke Kuba atau bahkan membuat pangkalan militer di pulau itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, latihan semacam itu adalah praktik umum.
"Ini adalah praktik normal bagi semua negara, termasuk kekuatan maritim besar seperti Rusia," kata Peskov kepada wartawan, melansir Reuters 14 Juni.
"Jadi kami tidak melihat alasan untuk khawatir dalam kasus ini," tandasnya.
On Russia Day, a detachment of ships of the Northern Fleet consisting of the frigate "Admiral of the Fleet of the Soviet Union Gorshkov", the nuclear submarine missile cruiser "Kazan", the medium sea tanker "Akademik Pashin" and the rescue tug vessel "Nikolai Chiker" arrived on… pic.twitter.com/yGAkH5lyIw
— John Spectator (@johnspectator) June 12, 2024
Kapal fregat Admiral Gorshkov dan kapal selam bertenaga nuklir Kazan, yang setengah tenggelam dengan awaknya di dek, berlayar ke pelabuhan Havana pada Hari Rabu setelah melakukan pelatihan "senjata rudal berpresisi tinggi" di Samudra Atlantik. Keduanya ditemani oleh kapal tunda dan kapal logistik.
Kementerian Luar Negeri Kuba mengatakan kapal-kapal itu tidak membawa senjata nuklir, pernyataan yang digaungkan oleh pejabat AS.
Ketika ditanya sinyal apa yang dikirim Moskow, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Barat tidak pernah memperhatikan ketika Rusia mengirim sinyal melalui saluran diplomatik.
"Begitu ada latihan atau pelayaran laut, kami segera mendengar pertanyaan dan keinginan untuk mengetahui apa isi pesan-pesan ini," kata Zakharova.
"Mengapa hanya sinyal yang terkait dengan angkatan darat dan angkatan laut kami yang sampai ke Barat?"
"Mengapa Barat tetap tuli sama sekali, dan kemudian melakukan kampanye yang paling kuat untuk mencegah sinyal Rusia memasuki ranah informasinya?"
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, kapal selam dan fregat tersebut membawa rudal hipersonik Zircon, rudal jelajah Kalibr dan rudal anti-kapal Onyx.
BACA JUGA:
Kapal perang Rusia berlabuh di terminal kapal pesiar Havana pada Hari Kamis. Havana sendiri hanya berjarak 100 mil (160 km) dari Key West, Florida, rumah bagi Pangkalan Udara Angkatan Laut AS.
Kapal-kapal perang tersebut diperkirakan akan tetap berada di Havana hingga 17 Juni, kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Sebuah kapal patroli angkatan laut Kanada HMCS Margaret Brooke, juga diperkirakan akan tiba di Havana pada Hari Jumat, kata Kuba dan Kanada, untuk kemudian lego jangkar tidak jauh dari armada Rusia di dalam pelabuhan.