Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Hari Selasa berterima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, atas keberaniannya memberikan lampu hijau aksesi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk Swedia, setelah proses alot selama setahun.

"Saya ingin berterima kasih atas diplomasi dan keberanian Anda untuk melakukannya," kata Presiden Biden, menurut naskah pertemuan yang diterbitkan oleh Gedung Putih, melansir The National News 12 Juli.

Setelah pembicaraan itu, Presiden Biden menuliskan di Twitter: "Senang sekali duduk bersama Presiden Erdogan, sekali lagi hari ini di Lituania untuk KTT NATO yang dibuat lebih bersejarah dengan persetujuan Turki tentang pengakuan Swedia."

Diberitakan sebelumnya, Turki memberikan lampu hijau untuk aksesi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bagi Swedia, setelah pemimpin kedua negara bertemu dengan dihadiri Sekjen NATO Jens Stoltenberg di sela-sela KTT yang digelar di Vilnius, Lithuania.

Stoltenberg dalam keterangan persnya usai pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan PM Swedia Ulf Kristersson mengatakan, persetujuan tersebut menjadi momen bersejarah bagi aliansi yang sudah lama ditunggu-tunggu dan disambut baik.

Negeri Paman Sam memainkan peran kunci dalam negosiasi. Diketahui, Ankara sejak beberapa waktu lalu mengutarakan keinginannya untuk membeli jet tempur F-16 dari Washington. Pembelian ini 'sebagai ganti' dikeluarkannya Turki dari program jet tempur siluman F-35 Amerika Serikat. 

Permintaannya didukung oleh Presiden Biden tetapi menghadapi tentangan dari Kongres, yang marah dengan keputusan Turki untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia pada 2017. Pembelian itu sendiri sebelumnya membuat Turki dikeluarkan dari program jet tempur F-35.

"Kami akan bekerja dengan Kongres pada waktu yang tepat untuk membawa mereka (F-16) ke Turki," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada Selasa pagi, kendati menolak memberikan tenggat waktu.

Diketahui, Swedia dan Finlandia meninggalkan kebijakan netralnya dan mengajukan keanggotaan NATO pada tahun lalu, usai invasi Rusia terhadap Ukraina. Aksesi mereka harus disetujui oleh seluruh anggota NATO.

Finlandia telah terlebih dahulu mendapat persetujuan pada April lalu, meski harus 'menunggu lebih lama' persetujuan dari Turki dan Hongaria. Sedangkan Swedia masih harus bersabar lebih lama.