JAKARTA - Turki memberikan lampu hijau untuk aksesi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bagi Swedia, setelah pemimpin kedua negara bertemu dengan dihadiri Sekjen NATO Jens Stoltenberg di sela-sela KTT yang digelar di Vilnius, Lithuania.
Stoltenberg dalam keterangan persnya usai pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan PM Swedia Ulf Kristersson mengatakan, persetujuan tersebut menjadi momen bersejarah bagi aliansi yang sudah lama ditunggu-tunggu dan disambut baik.
"Dengan senang hati saya mengumumkan ... bahwa Presiden Erdogan telah setuju untuk meneruskan protokol aksesi untuk Swedia ke majelis nasional besar sesegera mungkin, dan bekerja sama dengan majelis untuk memastikan ratifikasi," kata Stoltenberg, dilansir dari Reuters 12 Juli.
Diketahui, Swedia dan Finlandia meninggalkan kebijakan netralnya dan mengajukan keanggotaan NATO pada tahun lalu, usai invasi Rusia terhadap Ukraina. Aksesi mereka harus disetujui oleh seluruh anggota NATO.
Finlandia telah terlebih dahulu mendapat persetujuan pada April lalu, meski harus 'menunggu lebih lama' persetujuan dari Turki dan Hongaria. Sedangkan Swedia masih harus bersabar lebih lama.
Dalam pernyataan bersama usai pertemuan, Swedia menegaskan kembali tidak akan memberikan dukungan terhadap kelompok Kurdi (Partai Pekerja Kurdistan - PKK), serta aktif mendukung upaya untuk menghidupkan kembali proses aksesi Turki ke Uni Eropa.
Pada Hari Senin, Presiden Erdogan mengatakan Uni Eropa harus membuka jalan bagi aksesi Turki, sebelum parlemen mereka menyetujui aksesi NATO bagi Swedia.
BACA JUGA:
Dengan lampu hijau Turki, praktis Swedia tidak lagi memiliki rintangan untuk bergabung dengan NATO, setelah sinyal serupa juga diberikan oleh Hongaria pada Hari Kamis.
"Ini adalah hari yang baik bagi Swedia," kata PM Kristersson kepada wartawan, mengatakan pernyataan bersama itu merupakan "langkah yang sangat besar" menuju ratifikasi akhir keanggotaan Swedia di NATO.