Presiden Niinisto Sebut Nasib Keanggotaan NATO Finlandia Ada di Tangan Turki
Presiden Finlandia Sauli Sauli Niinisto. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Presidential Executive Office of Russia)

Bagikan:

JAKARTA - Nasib aplikasi Finlandia untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ada di tangan Turki, kata Presiden Sauli Niinisto pada Hari Jumat, setelah parlemen Finlandia setuju akan meratifikasi perjanjian pendirian NATO pada 28 Februari.

Mei lalu, Finlandia dan negara tetangga Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan aliansi militer Barat sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Tetapi, Turki yang menjadi salah satu anggota aliansi menentang keanggotaan mereka, menuduh negara-negara Nordik menyembunyikan apa yang disebutnya kelompok teroris Kurdi.

Parlemen Finlandia pada Jumat memutuskan akan memberikan suara pada 28 Februari, untuk menyetujui undang-undang yang diperlukan untuk memungkinkan negara itu akhirnya menjadi anggota NATO, kata kepala komite urusan luar negerinya.

"Ini adalah ekspresi dari keinginan kami. Sikap Turki terhadap keinginan kami secara eksklusif dan hanya ada di tangan Turki," kata Presiden Niinisto kepada wartawan di sela-sela pertemuan keamanan Munich, melansir Reuters 17 Februari.

Undang-undang yang meratifikasi perjanjian pendirian NATO di Finlandia kemungkinan besar akan disahkan, mengingat sebagian besar anggota parlemen mendukung untuk bergabung dengan aliansi, membawa Finlandia selangkah lebih dekat ke keanggotaan di depan Swedia.

Presiden Niinisto mengatakan, Finlandia akan melanjutkan keanggotaannya tanpa Swedia jika Turki memutuskan untuk meratifikasi aplikasi Finlandia, tetapi tanpa Swedia.

"Kami tidak mau dan juga tidak bisa mencabut permohonan kami," ujar Presiden Niinisto.

Finlandia tidak akan menjadi anggota aliansi militer Barat sampai Turki dan Hongaria meratifikasi penawarannya.

"Tujuannya adalah agar proses legislatif nasional yang diperlukan untuk bergabung dengan NATO selesai selama masa pemilihan ini," kata ketua komite Jussi Halla-aho kepada wartawan pada Hari Jumat.

Turki mengatakan tidak mendukung aplikasi Swedia, meskipun Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Januari mengatakan dia terbuka untuk meratifikasi aplikasi Finlandia.

Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan Selasa lalu, tidak masalah apakah negara-negara Nordik bergabung bersama selama tawaran itu diratifikasi "sesegera mungkin".