Presiden Erdogan Restui Ratifikasi Keanggotaan NATO, Presiden Niinisto: Penting Bagi Rakyat Finlandia
Presiden Erdogan bersama Presiden Niinisto. (Twitter/@RTErdogan)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Finlandia Sauli Niinisto berterima kasih kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang telah mengumumkan rencana Turki untuk memulai proses ratifikasi keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bagi negaranya.

"Kami memahami sebelumnya, bahwa Anda telah mengambil keputusan dan penandatanganan hari ini menegaskan, Parlemen Turki mulai bekerja dengan ratifikasi keanggotaan Finlandia," kata Presiden Niinisto dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Recep Tayyip Erdoğan di Ankara, melansir Daily Sabah 17 Maret.

"Persetujuan Turki atas keanggotaan Finlandia di NATO merupakan berita yang sangat penting bagi rakyat Finlandia," lanjutnya seraya berterima kasih kepada Presiden Erdoğan.

Lebih jauh, Presiden Niinisto juga memuji Presiden Turki, karena menjadi salah satu pemimpin yang langka, mungkin satu-satunya, yang dapat berkomunikasi dengan semua pemimpin dunia.

Sebelumnya, Presiden Erdoğan mengumumkan Turki telah memutuskan untuk memulai proses ratifikasi keanggotaan NATO Finlandia pada Hari Jumat, dengan menekankan apa yang dia katakan sebagai langkah konkret oleh Helsinki untuk mengatasi kekhawatiran Ankara.

Parlemen Turki diperkirakan akan meratifikasi Finlandia sebelum ditutup pada pertengahan April, sebelum pemungutan suara parlemen dan presiden yang dijadwalkan pada tanggal 14 Mei.

Pada catatan yang berbeda, Presiden Erdogan mengatakan bahwa Swedia tidak menanggapi secara positif permintaan ekstradisi Turki untuk para teroris, namun malah menerimanya.

"Turki akan terus melakukan diskusi dengan Swedia mengenai isu-isu terkait terorisme, keanggotaan NATO di Stockholm akan secara langsung bergantung pada langkah-langkah mereka," sebut Presiden Erdogan.

Diketahui, selain Hungaria, yang partai yang berkuasanya telah mengatakan mereka mendukung pencalonan kedua negara namun menunda langkahnya, Turki adalah satu-satunya anggota NATO yang belum memberikan lampu hijau kepada Finlandia dan Swedia.