Parlemen Turki Ratifikasi Keanggotaan NATO Finlandia, Swedia Masih Harus Menunggu
PM Sanna Marin dan Presiden Sauli Niinisto saat mengumumkan pendaftaran keanggotaan NATO untuk Finlandia 15 Mei 2022. (Wikimedia Commons/FinnishGovernment)

Bagikan:

JAKARTA - Parlemen Turki menyetujui sebuah rancangan undang-undang pada Hari Kamis, terkait keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk Finlandia, membuka jalan bagi negara ini untuk menjadi bagian dari aliansi pertahanan Barat di tengah-tengah berkecamuknya perang di Ukraina.

Parlemen Turki adalah yang terakhir di antara 30 anggota aliansi yang meratifikasi keanggotaan Finlandia, setelah legislatif Hungaria menyetujui rancangan undang-undang yang sama awal minggu ini.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada awal Maret, Finlandia telah mendapatkan restu dari Turki setelah mengambil langkah konkret untuk menepati janji menindak tegas kelompok-kelompok yang dianggap sebagai teroris, serta membebaskan ekspor pertahanan.

"Keanggotaan NATO akan memperkuat keamanan Finlandia dan meningkatkan stabilitas dan keamanan di wilayah Laut Baltik dan Eropa Utara," kata pemerintah Finlandia dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara di Parlemen Turki, melansir Reuters 31 Maret.

Sebelumnya, Komisi Urusan Luar Negeri Parlemen Turki dengan suara bulat telah menyetujui RUU Finlandia minggu lalu. Proses legislatif Turki sedang berlangsung saat mereka mempersiapkan pemilihan parlemen dan presiden pada tanggal 14 Mei.

Keanggotaan Finlandia akan menjadi perluasan pertama, sejak Makedonia Utara bergabung dengan aliansi ini pada tahun 2020.

Berbeda dengan Finlandia, Turki masih belum menyetujui keanggotaan Swedia, yang menurut Ankara belum cukup jauh dalam menindak orang-orang yang dianggap teroris oleh Turki.

Diketahui, Finlandia dan Swedia meminta untuk bergabung dengan NATO tahun lalu sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Ketiga negara tersebut telah menandatangani sebuah pakta mengenai masalah penindakan kelompok teroris ini tahun lalu.

Turki telah berulang kali mengatakan, Swedia perlu mengambil langkah tambahan terhadap para pendukung militan Kurdi dan anggota jaringan yang dianggap bertanggung jawab atas upaya kudeta tahun 2016. Turki memperlakukan kedua kelompok tersebut sebagai organisasi teroris.

Pembicaraan antara Swedia dan Turki tidak banyak mengalami kemajuan, terutama setelah beberapa kali terjadi perselisihan terkait protes jalanan oleh kelompok-kelompok pro-Kurdi di Stockholm.

Terpisah, Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pihaknya menyambut baik ratifikasi Turki untuk Finlandia, sambil mendorong Ankara segera meratifikasi aksesi Swedia.

"Swedia dan Finlandia merupakan mitra yang kuat dan mampu yang memiliki nilai-nilai NATO, akan memperkuat Aliansi serta berkontribusi pada keamanan Eropa," sebut juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Sementara itu, Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin, segera setelah pemungutan suara di Turki, mengatakan: "Finlandia mendukung Swedia sekarang dan di masa depan, mendukung aplikasinya".

Ratifikasi keanggotaan NATO Finlandia oleh Parlemen Turki akan disetujui oleh Presiden Tayyip Erdogan dan kemudian diterbitkan dalam Lembaran Negara.

Setelah menyelesaikan proses ratifikasi, baik Turki maupun Hungaria harus mengirimkan dokumen-dokumen persetujuan mereka kepada Pemerintah AS di Washington, yang merupakan tempat penyimpanan NATO di bawah perjanjian pendirian aliansi.

Sekjen NATO Jens Stoltenberg kemudian akan secara resmi mengundang Finlandia untuk bergabung dengan NATO.

Sebagai langkah terakhir, Finlandia akan menyerahkan "instrumen aksesi", sebuah dokumen yang ditandatangani oleh menteri luar negerinya, kepada Pemerintah AS, kata Pemerintah Finlandia.

Ketika dokumen instrumen aksesi Finlandia diterima Departemen Luar Negeri AS, negara Nordik itu akan secara resmi menjadi anggota NATO.

Diketahui, Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya berharap Finlandia dan Swedia akan menjadi anggota aliansi ini dalam pertemuan puncak NATO pada 11 Juli di ibukota Lithuania, Vilnius.