Bagikan:

JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan menyebut negaranya akan tetap mendukung aksesi keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bagi Swedia, berbeda dari Hongaria yang tidak ingin terburu.

Berbicara dalam penerbangan pulang dari Azerbaijan, Presiden Erdogan mengatakan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mendiskusikan hal ini di New York pekan lalu.

"Jika mereka (AS) menepati janjinya, parlemen kami juga akan menepati janjinya. Parlemen Turki memiliki keputusan akhir mengenai keanggotaan Swedia di NATO," jelas Presiden Erdogan seperti mengutip Reuters 26 September.

Turki boleh optimis mengenai masalah penjualan F-16, setelah salah satu Senator AS yang dinilai 'menjadi penghalang' penjualan mengundurkan diri dari Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, setelah tersandung dugaan korupsi.

"Salah satu rintangan utama kami dalam masalah F-16 adalah aktivitas Senator AS Bob Menendez yang menentang negara kami. Kami mungkin memiliki kesempatan untuk mempercepat proses terkait F-16," kata Presiden Erdogan seperti dikutip dari Anadolu.

"Kami sekarang mengharapkan jawaban yang jelas dari AS mengenai masalah ini. Kami berharap kami akan mendapatkan hasil positif yang kami harapkan tanpa terlalu banyak penundaan," tambahnya.

Pekan lalu Menendez mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat, namun ia menolak seruan agar meninggalkan kursi Senatnya sepenuhnya.

"Kalau masalah ini (aksesi NATO) masuk agenda parlemen, kita lihat bersama apa keputusannya," tandas Presiden Erdogan.

Sebelumnya, Ankara meminta jet tempur F-16 dan perlengkapan modernisasi pada Oktober 2021. Kesepakatan senilai 6 miliar dolar AS itu akan mencakup penjualan 40 jet, serta perlengkapan modernisasi untuk 79 pesawat tempur yang sudah ada dalam inventaris Angkatan Udara Turki.

Departemen Luar Negeri AS secara informal telah memberi tahu Kongres tentang potensi penjualan tersebut.

Namun, anggota parlemen di Capitol Hill telah berjanji untuk membatalkan kesepakatan tersebut karena beberapa tuntutan, termasuk membuat pembelian tersebut bergantung pada persetujuan Ankara atas tawaran Swedia untuk menjadi anggota NATO. Ankara sendiri mengingatkan, jet-jet tersebut tidak hanya akan memperkuat Turki tetapi juga NATO.

Presiden juga menegaskan kembali, aksesi Swedia untuk menjadi anggota NATO dan pembelian F-16 oleh Turki dari AS tidak ada kaitannya, menambahkan bahwa hal ini merupakan kebijaksanaan parlemen Turki.

Kemarin, Perdana Menteri Hongaria Victor Orban menyebut, Parlemen Hongaria tidak terburu-buru untuk menyetujui aksesi Swedia untuk menjadi anggota NATO.

PM Orban mengisyaratkan penundaan lebih lanjut dalam proses yang terhenti di parlemen sejak tahun lalu. Harus disetujui seluruh anggota NATO, aksesi keanggotaan Swedia tertahan persetujuan Turki dan Hongaria.

"Saya bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang mendesak yang akan memaksa kita untuk meratifikasi upaya Swedia untuk menjadi NATO. Saya tidak melihat keadaan seperti itu," ujar PM Orban, dikutip dari Daily Sabah.

Diketahui, Swedia mengajukan keanggotaan NATO bersama dengan Finlandia, tidak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina. Berbeda dengan Finlandia yang telah disetujui Turki dan Hongaria, Swedia harus menunggu lebih lama.