Bagikan:

JAKARTA - Kedutaan Besar Rusia di Washington membantah tuduhan keterlibatan struktur negara Rusia, dalam serangan siber terhadap berbagai objek di Amerika Serikat dan sekitarnya, yang tertuang dalam dokumen bersama layanan khusus Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang diterbitkan pada Kamis 1 Juli.

"Kami dengan tegas menyangkal keterlibatan badan-badan Pemerintah Rusia dalam serangan terhadap fasilitas pemerintah dan swasta di Amerika Serikat dan luar negeri," sebut pernyataan tersebut seperti dikutip TASS Jumat 2 Juli.

"Kami menekankan, memerangi kejahatan dunia maya adalah prioritas yang melekat bagi Rusia dan merupakan bagian integral dari kebijakan negara untuk memerangi segala bentuk kejahatan. Berbagai instrumen penegakan hukum digunakan untuk implementasinya. Mengingat sifat globalnya. ancaman siber yang akhir-akhir ini semakin menjadi tantangan bagi stabilitas strategis, cara paling efektif untuk memeranginya adalah dengan memastikan interaksi aktif antara lembaga-lembaga negara terkait kedua negara," terang Kedutaan Besar Rusia.

"Pada 25 September 2020, Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin mengusulkan program langkah-langkah komprehensif untuk memulihkan kerja sama Rusia-Amerika di bidang keamanan informasi internasional. Antara lain, diusulkan untuk mempertahankan saluran komunikasi yang berkesinambungan dan efektif antara otoritas yang kompeten dari kedua negara," tandas pernyataan tersebut.

ilustrasi hacker
Ilustrasi (Unsplash/Irvan Smith)

Kedutaan Besar Rusia berharap, pihak Amerika Serikat akan meninggalkan praktik tuduhan yang tidak berdasar dan fokus pada kerja profesional dengan para ahli Rusia untuk memperkuat keamanan informasi internasional, dan dalam konteks ini, pada upaya bersama untuk memerangi kejahatan dunia maya. 

Sebelumnya pada Hari Kamis, Badan Keamanan Nasional AS, Divisi Keamanan Siber Nasional AS, Biro Investigasi Federal dan Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, menerbitkan dokumen bersama yang mengklaim serangan siber oleh Direktorat Intelijen Utama Rusia.

Serangan disebut dilakukan dari awal 2019 hingga awal 2021 di seluruh dunia, dengan target pemerintah dan swasta. Pihak Rusia telah berulang kali membantah terlibat dalam aktivitas jahat apa pun di dunia maya.

Mengutip Reuters, mata-mata Rusia dituduh ikut campur dalam Pilpres AS 2016, menyalahgunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk menargetkan ratusan organisasi di seluruh dunia.

Tuduhan ini mengarah pada Unit 26165, lengan badan mata-mata militer Rusia yang perwiranya didakwa karena diduga membobol email Partai Demokrat AS, telah menggunakan VPN dan Tor, jaringan yang berfokus pada privasi, untuk melakukan penyebaran, pendistribusian dan upaya akses brute force yang dianonimkan terhadap ratusan target pemerintah dan sektor swasta.

Unit 26165 pertama kali muncul ke publik pada pertengahan 2018, ketika selusin anggotanya didakwa selama penyelidikan penasihat khusus Robert Mueller, atas campur tangan Rusia dalam Pilpres AS tahun 2016 yang dimenangkan oleh Donald Trump

Sementara, di akhir tahun tersebut, anggota unit tersebut juga didakwa terkait dengan upaya peretasan terhadap pejabat anti-doping internasional.