AS Tuduh Rusia Jalankan Usaha Peretasan Pembangkit Nuklir dan Kilang Minyak Selama Bertahun-Tahun
Empat warga Rusia yang terus dicari karena tuduhan peretasan fasilitas penting. (foto: twitter @TheJusticeDept)

Bagikan:

JAKARTA – Pejabat AS dan Inggris pada Kamis, 24 Maret, menuduh pemerintah Rusia telah menjalankan kampanye selama bertahun-tahun untuk meretas infrastruktur penting mereka. Ini  termasuk pembangkit listrik nuklir Amerika Serikat dan kilang minyak Arab Saudi.

Pengumuman itu dipasangkan dengan pembukaan tuntutan pidana terhadap empat pejabat pemerintah Rusia, yang oleh Departemen Kehakiman AS dituduh melakukan dua operasi peretasan besar yang ditujukan untuk sektor energi global. Menurut Jaksa AS,  akibat peretasan itu, ribuan komputer di 135 negara terpengaruh antara 2012 dan 2018, A.S.

Analis keamanan dunia maya menggambarkan gerakan itu sebagai tembakan melintasi haluan ke Moskow setelah Presiden AS, Joe Biden, beberapa hari lalu memperingatkan tentang "perkembangan intelijen" bahwa pemerintah Rusia mungkin sedang mempersiapkan serangan siber terhadap target di Amerika.

John Hultquist, pemilik firma anti-virus Mandiant yang menyelidiki peretasan kilang di Saudi, mengatakan bahwa dengan membuat tuduhan kriminal itu ke publik, Amerika Serikat telah "memberi tahu mereka bahwa kita tahu siapa mereka."

Dalam salah satu dari dua dakwaan yang dibuka pada Kamis lalu dan Juni 2021, Departemen Kehakiman AS menuduh Evgeny Viktorovich Gladkikh, pegawai lembaga penelitian Kementerian Pertahanan Rusia berusia 36 tahun, berkonspirasi dengan orang lain antara Mei dan September 2017. Mereka diduga meretas sistem penyulingan asing dan menginstal malware yang dikenal sebagai "Triton" pada sistem keamanan yang diproduksi oleh Schneider Electric.

Kilang itu tidak disebutkan namanya, akan tetapi pemerintah Inggris mengatakan bahwa kilang itu di Arab Saudi. Kilang ini sebelumnya juga telah diidentifikasi sebagai kompleks kilang Petro Rabigh di pantai Laut Merah.

Dalam dakwaan kedua, tertanggal Agustus 2021, Departemen Kehakiman mengatakan tiga tersangka peretas lainnya dari Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) melakukan serangan siber terhadap jaringan komputer perusahaan minyak dan gas, pembangkit listrik tenaga nuklir, dan perusahaan transmisi listrik dan utilitas antara tahun 2012 dan 2017. Menurut para peneliti usaha itu telah lama dikaitkan dengan kelompok yang kadang-kadang dijuluki " "Energetic Bear (Beruang Energik)" atau " Berserk Bear (Beruang Berserk)".

Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak segera membalas pesan yang meminta komentar dari New York Times.

Sementara, tiga terdakwa Rusia dalam kasus kedua adalah Pavel Aleksandrovich Akulov (36), Mikhail Mikhailovich Gavrilov (42), dan Marat Valeryevich Tyukov (39). Namun hingga kini tak satu pun dari empat terdakwa tersebut yang berhasil ditangkap.

Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa peretas FSB menargetkan sistem yang mengendalikan pembangkit listrik tenaga nuklir Wolf Creek di Kansas. Namun mereka gagal memberikan dampak negatif terhadap usahanya itu.

"Penargetan Rusia terhadap infrastruktur kritis nasional diperhitungkan dan berbahaya," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, dalam sebuah pernyataan. Dia mengatakan bahwa hal itu juga menunjukkan jika Presiden Rusia Vladimir Putin "siap mempertaruhkan nyawa untuk menabur perpecahan dan kebingungan di antara sekutu."

Seorang pejabat Departemen Kehakiman mengatakan kepada media bahwa meskipun peretasan yang dipermasalahkan dalam dua kasus terjadi tahun lalu, namun para penyelidik tetap khawatir Rusia akan melakukan serangan serupa di masa depan.

"Tuduhan ini menunjukkan seni gelap dari kemungkinan ketika datang serangan ke infrastruktur kritis," kata pejabat itu.

Pejabat itu menambahkan bahwa departemen memutuskan untuk membuka segel dakwaan karena mereka menentukan "manfaat dalam mengungkapkan hasil penyelidikan sekarang, lebih besar daripada kemungkinan penangkapan di masa depan."

Menurut pejabat AS yang meneliti kasus ini, Serangan kilang Arab Saudi pada 2017 mengejutkan komunitas keamanan siber ketika diumumkan oleh para peneliti akhir tahun itu. Pasalnya tidak seperti intrusi digital biasa yang bertujuan mencuri data atau menahannya untuk tebusan, namun serangan itu tampaknya bertujuan menyebabkan kerusakan fisik pada fasilitas itu sendiri dengan menonaktifkan sistem keamanannya.

Pada 2019, mereka yang berada di belakang Triton dilaporkan memindai dan menyelidiki setidaknya 20 utilitas listrik di Amerika Serikat untuk mengetahui kerentanannya.

Dua minggu sebelum AS pemilihan presiden AS 2020, Departemen Keuangan juga telah memberlakukan sanksi pada Institut Penelitian Ilmiah Pusat Kimia dan Mekanika yang didukung pemerintah Rusia. Jaksa percaya Gladkikh bekerja di sana. Pada Kamis lalu, para pejabat Inggris juga mengumumkan sanksi terhadap institut tersebut.

Kantor Luar Negeri AS mengatakan peretas FSB telah menargetkan perusahaan energi Inggris dan berhasil mencuri data dari AS di sektor penerbangan. Peretas juga dituduh mencoba berkompromi dengan seorang karyawan Mikhail Khodorkovsky, mantan taipan minyak yang melanggar Kremlin dan sekarang tinggal di London.