Khawatirkan Kondisi PLTN Zaporizhzhia di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Kepala IAEA: Suatu Hari Keberuntungan Kita akan Habis
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersama Kepala IAEA Rafael Grossi saat berkunjung ke Zaporizhzhia. (Sumber: President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada kepala Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA) Rafael Grossi, keamanan di Pembangkit Listrik Tenaga Buklir Zaporizhzhia tidak dapat dijamin, selama fasilitas tersebut diduduki oleh pasukan Rusia sebagai bagian dari apa yang ia gambarkan sebagai "pemerasan radiasi" Moskow.

Presiden Zelenksy bertemu dengan Grossi di Kota Zaporizhzhia, yang berada di wilayah yang dikuasai Ukraina, sekitar 50 km (30 mil) timur laut dari pembangkit listrik tenaga nuklir dengan nama yang sama.

Kepada Grossi, Presiden Zelensky mengatakan staf di PLTN Zaporizhzhia berada di bawah tekanan konstan dari pasukan pendudukan Rusia, yang dikatakannya gagal menegakkan aturan keselamatan dan telah mengganggu proses teknologi.

"Tanpa penarikan segera pasukan dan staf Rusia dari pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan daerah-daerah yang berdekatan, setiap inisiatif untuk memulihkan keamanan dan keselamatan nuklir pasti akan gagal," kata Presiden Zelensky, melansir Al Jazeera 28 Maret.

Pasukan Moskow diketahui merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, fasilitas tenaga nuklir terbesar di Eropa, pada awal perang.

rafael grossi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersama Kepala IAEA Rafael Grossi saat berkunjung ke Zaporizhzhia. (Sumber: President.gov.ua)

Dalam perkembangannya, pasukan Rusia dan Ukraina saling tuduh terkait risiko kecelakaan nuklir lantaran saling tembak di sekitar pembangkit tersebut.

Enam reaktor PLTN Zaporizhzhia saat ini berada dalam mode mati. Fasilitas ini menerima listrik yang dibutuhkan untuk mencegah ledakan reaktor hanya melalui satu saluran listrik yang tersisa.

Pembangkit listrik ini harus beralih ke generator diesel darurat untuk menyalakan sistem pendingin yang penting, karena listrik dari jaringan utama terputus akibat penembakan. Awal bulan ini, pertempuran mengganggu pasokan listrik ke reaktor selama setengah hari, memaksa staf untuk mengaktifkan generator cadangan.

Kondisi itu membuat Grossi khawatir.

"Setiap kali kita melempar dadu," katanya kepada lembaganya pada saat pemadaman listrik terakhir.

"Dan jika kita membiarkan hal ini terus berlanjut dari waktu ke waktu, maka suatu hari nanti keberuntungan kita akan habis," lanjutnya.

Dalam sebuah tweet yang diunggah pada Hari Senin, Grossi mengatakan bahwa ia dan Presiden Zelensky memiliki "pertukaran yang kaya" tentang perlindungan pembangkit dan stafnya.

Bulan Januari lalu, IAEA mengatakan mereka menempatkan tim ahli di keempat pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina untuk mengurangi risiko kecelakaan, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang sekarang sudah ditutup.