Bagikan:

JAKARTA - Sebuah tim ahli PBB tiba di kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia Ukraina pada Hari Kamis, untuk menilai risiko bencana radiasi setelah tertunda beberapa jam akibat penembakan di dekat lokasi.

Rusia dan Ukraina sebelumnya saling menuduh mencoba menyabotase misi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ke PLTN terbesar di Eropa, yang dikendalikan oleh pasukan Rusia tetapi dioperasikan oleh staf Ukraina.

Seorang reporter Reuters melihat tim IAEA tiba dalam konvoi besar dengan banyak tentara Rusia di dekatnya. Sebuah sumber Ukraina yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada Reuters, misi itu "mungkin lebih pendek dari yang direncanakan", melansir Reuters 1 September.

Sebelumnya, penembakan di dekat kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia Ukraina, memaksa penundaan selama berjam-jam inspeksi ahli PBB pada Hari Kamis, kendati pemimpin misi bertekad tetap melakukan inspeksi dengan memperhatikan keselamatan.

Kepala IAEA Rafael Grossi mengatakan kepada wartawan Kamis pagi di Kota Zaporizhzhia, 55 km (34 mil) dari pembangkit, dia mengetahui "peningkatan aktivitas militer di daerah itu" tetapi akan melanjutkan rencana untuk mengunjungi fasilitas dan bertemu staf.

"Sejauh ini, kami tidak berhenti," kata Grossi, yang memimpin misi.

Para inspektur IAEA, mengenakan pelindung tubuh dan bepergian dengan SUV lapis baja putih dengan tanda PBB di sisi mereka, telah tertahan di pos pemeriksaan pertama di luar kota setelah laporan penembakan.

Kondisi di pembangkit nuklir, terbesar di Eropa, telah terurai selama berminggu-minggu, dengan Moskow dan Kyiv saling menyalahkan atas penembakan di sekitarnya, memicu kekhawatiran akan bencana radiasi gaya Chornobyl.

Terpisah, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow melakukan segalanya untuk memastikan bahwa pabrik dapat beroperasi dengan aman, dan agar inspektur IAEA dapat menyelesaikan tugas mereka.

Sementara, para pejabat Ukraina menyambut baik kunjungan IAEA, mengungkapkan harapan bahwa itu akan mengarah pada demiliterisasi pabrik.