Kepala Energoatom Sebut Penting untuk Mengakhiri Pendudukan Pasukan Rusia di PLTN Zaporizhzhia
Misi IAEA pimpinan Rafael Grossi. (Wikimedia Commons/IAEA Imagebank)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala perusahaan nuklir negara Ukraina mengatakan, misi oleh inspektur PBB ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia sangat penting, untuk mengakhiri pendudukan Rusia atas fasilitas itu, menyerukan misi baru ke situs tersebut, termasuk oleh penjaga perdamaian PBB.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sedang menyusun sebuah laporan, setelah para inspekturnya melintasi garis depan pekan lalu untuk mencapai pembangkit yang terancam, dengan Rusia dan Ukraina saling tuduh melakukan penembakan, menimbulkan risiko bencana nuklir.

Dua ahli IAEA akan tinggal tanpa batas waktu di fasilitas pembangkit nuklir terbesar di Eropa, yang diduduki oleh pasukan Rusia pada awal Maret, tak lama setelah invasi mereka.

Dalam sebuah wawancara, Petro Kotin, kepala Energoatom mengatakan kepada Reuters, pembentukan misi permanen adalah langkah 'baik' tetapi 'akar masalah' tetap ada, ketika pasukan Rusia menguasai situs tersebut.

"Kami membutuhkan hasil dari misi ini sebenarnya. Hasil ini harus (menyelesaikan) seluruh situasi: deokupasi. Jika tidak, maka kami harus memiliki semacam hasil yang layak," katanya, melansir Reuters 6 September.

misi IAEA di Ukraina
Misi IAEA di Ukraina. (Sumber: IAEA/F.Dahl)

Dia menyebut, situasi di pembangkit itu 'sangat berbahaya' dan belum pernah terjadi sebelumnya, karena kerusakan saluran listrik yang menghubungkan fasilitas itu ke jaringan Ukraina, mengatakan Kyiv berharap mendengar lebih dari sekadar ungkapan keprihatinan dari IAEA.

"Ini adalah situasi yang aneh. Semua ahli dan (Kepala IAEA Rafael) Grossi sendiri memahami, yang perlu dilakukan adalah deokupasi. Tetap saja mereka tidak bisa langsung mengusulkan ini karena keterbatasan mandat," tandasnya.

Diketahui, IAEA menggambarkan misinya bersifat teknis.

Beberapa jam setelah Kotin berbicara di kantornya di Kyiv, Energoatom mengatakan reaktor keenam dan yang terakhir berfungsi, telah terputus dari jaringannya, karena apa yang dikatakannya adalah penembakan Rusia. Tidak ada tanggapan segera dari Rusia.

Kotin mengatakan, akan sulit bagi Ukraina jika harus melewati musim dingin ini tanpa pembangkit, yang memasok lebih dari seperlima kebutuhan listrik Ukraina sebelum perang.

"Jika Anda tidak memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, ini akan menjadi musim dingin yang berbahaya. Kami membutuhkannya," tandasnya.

Ukraina sendiri memiliki tiga pembangkit listrik tenaga nuklir lainnya yang lebih kecil.

Kotin juga mengusulkan penambahan jumlah inspektur IAEA di pembangkit nuklir.

"Kehadiran organisasi internasional lainnya, seperti pasukan penjaga perdamaian PBB atau misi internasional lainnya dari Uni Eropa, akan membantu memberikan pandangan independen tentang apa yang terjadi di sana, dan akhirnya menyingkirkan para penjajah ini dari pabrik," pungkasnya.