JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pemerintahnya pada Hari Rabu, untuk mengambil alih Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia Ukraina, yang terbesar di Eropa.
Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia (ZNPP) pada Bulan Maret tak lama setelah menyerang Ukraina, tetapi staf Ukraina terus mengoperasikannya.
Pembangkit tersebut terletak di wilayah Ukraina selatan yang juga disebut Zaporizhzhia, salah satu dari empat wilayah yang secara resmi dimasukkan oleh Presiden Vladimir Putin ke Rusia pada Hari Rabu, dalam sebuah langkah yang dikutuk oleh Kyiv sebagai perampasan tanah secara ilegal.
"Pembangkit nuklir Zaporizhzhia sekarang berada di wilayah Federasi Rusia dan, oleh karena itu, harus dioperasikan di bawah pengawasan badan-badan terkait kami," kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Vershinin, mengutip Reuters dari kantor berita RIA 6 Oktober.
Presiden Putin kemudian menandatangani dekrit yang menyebut ZNPP sebagai "properti federal".
Sementara itu, perusahaan operator PLTN Rusia Rosenergoatom mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihaknya akan melakukan penilaian tentang bagaimana memperbaiki kerusakan, memindahkan semua karyawan Ukraina yang ada ke organisasi baru milik Rusia.
"Organisasi operasi baru dirancang untuk memastikan operasi yang aman dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan kegiatan profesional personel pembangkit yang ada," terangnya.
Terpisah, Kepala perusahaan energi nuklir negara Ukraina (Energoatom) mengatakan, dia mengambil alih ZNPP dan mendesak para pekerja di sana untuk tidak menandatangani dokumen apa pun dengan Rusia.
"Semua keputusan lebih lanjut mengenai pengoperasian stasiun akan dibuat langsung di kantor pusat Energoatom," kata Petro Kotin dalam sebuah video.
"Kami akan terus bekerja di bawah hukum Ukraina, di dalam sistem energi Ukraina, di dalam Energoatom," tegas Kotin.
Komentarnya menyusul penahanan singkat oleh pasukan Rusia akhir pekan lalu terhadap Direktur ZNPP Ukraina Ihor Murashev.
BACA JUGA:
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) belakangan mengatakan, Murashev telah dibebaskan tetapi tidak akan kembali ke pekerjaan lamanya.
Diketahui, sebelum invasi Rusia, pembangkit tersebut menghasilkan sekitar seperlima listrik Ukraina, hampir setengah energi yang dihasilkan oleh fasilitas tenaga nuklir negara itu.
Rusia mencaplok Zaporizhzhia dan tiga wilayah lainnya, Dontesk, Kherson, Lugansk, setelah mengadakan apa yang disebutnya referendum, meski dikecam oleh Kyiv dan pemerintah Barat sebagai ilegal dan memaksa.