Bagikan:

JAKARTA - Rusia berisiko menyebabkan bencana nuklir dan radioaktif dengan meluncurkan serangan, mengakibatkan semua pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina terputus dari jaringan listrik untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, kata kepala energi nuklir Ukraina, Kamis.

Pejabat Ukraina mengatakan pada Hari Rabu, tiga pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah yang dikuasai pasukan Ukraina padam, setelah gelombang terbaru serangan rudal Rusia di fasilitas energi Ukraina.

Petro Kotin, kepala perusahaan tenaga nuklir Energoatom, mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang luas di wilayah Zaporizhzhia di Ukraina selatan, yang tidak beroperasi sejak September, juga telah terputus dari jaringan pada Hari Rabu dan bergantung pada generator diesel cadangan.

Dia menambahkan, PLTN Zaporizhzhia, yang telah diduduki oleh pasukan Rusia sejak menginvasi Ukraina sembilan bulan lalu, telah disambungkan kembali ke jaringan pada Kamis pagi dan generator cadangan dimatikan.

"Ada bahaya nyata bencana nuklir dan radiasi yang disebabkan oleh penembakan di seluruh wilayah Ukraina dengan rudal jelajah dan balistik Rusia, dan risiko besar kerusakan pembangkit nuklir," katanya dalam pernyataan tertulis, melansir Reuters 24 November.

"Rusia harus bertanggung jawab atas kejahatan memalukan ini," tegasnya.

Diketahui, baik Rusia maupun Ukraina saling menyalahkan atas penembakan kompleks PLTN Zaporizhzhia.

Sementara itu, Menteri Energi German Galushchenko mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir Rivne, Pivdennoukrainsk dan Khmelnytskyi diharapkan kembali beroperasi pada Kamis malam, setelah unit-unit di sana dimatikan pada Rabu karena serangan Rusia.

Diketahui, pejabat Ukraina telah berulang kali memperingatkan tentang bencana nuklir baru, setelah sebelumnya kecelakaan nuklir terburuk di dunia terjadi di negara itu, tepatnya di PLTN Chornobyl pada tahun 1986.