Bagikan:

JAKARTA - Kepala perusahaan energi nuklir milik negara Ukraina mengatakan pada Hari Minggu, ada tanda-tanda pasukan Rusia mungkin bersiap untuk meninggalkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia yang mereka rebut pada Bulan Maret segera setelah invasi.

Langkah seperti itu akan menjadi perubahan besar di medan perang di wilayah tenggara Zaporizhzhia yang diduduki sebagian, di mana garis depan hampir tidak bergeser selama berbulan-bulan. Penembakan berulang di sekitar pembangkit telah menimbulkan ketakutan akan bencana nuklir.

"Dalam beberapa minggu terakhir kami secara efektif menerima informasi, bahwa tanda-tanda telah muncul mereka mungkin bersiap untuk meninggalkan (pembangkit)," kata Petro Kotin, kepala Energoatom, di televisi nasional, dilansir dari Reuters 28 November.

"Pertama, ada sejumlah besar laporan di media Rusia, akan sangat bermanfaat untuk mengosongkan (pembangkit) dan mungkin layak untuk menyerahkan kontrolnya kepada (Badan Energi Atom Internasional)," katanya, mengacu pada pengawas nuklir PBB IAEA.

"Orang mendapat kesan mereka mengemasi tas mereka dan mencuri semua yang mereka bisa," sambungnya.

Rusia dan Ukraina, yang merupakan tempat kecelakaan nuklir terburuk di dunia di Chornobyl pada tahun 1986, selama berbulan-bulan berulang kali saling menuduh menembaki kompleks reaktor Zaporizhzhia, yang tidak lagi menghasilkan energi.

Ditanya apakah terlalu dini untuk berbicara tentang pasukan Rusia yang meninggalkan pembangkit, Kotin berkata di televisi: "Ini terlalu dini. Kami tidak melihat ini sekarang, tetapi mereka bersiap (untuk pergi)."

"Semua personel (Ukraina) dilarang melewati pos pemeriksaan dan melakukan perjalanan ke wilayah (yang dikuasai) Ukraina," sebutnya.

Sebelumnya, Kepala IAEA bertemu dengan delegasi Rusia di Istanbul, Turki pada 23 November untuk membahas pembentukan zona perlindungan di sekitar pembangkit, yang terbesar di Eropa, untuk mencegah bencana nuklir.

Diketahui, PLTN Zaporizhzhia biasanya menyediakan sekitar seperlima kebutuhan listrik Ukraina.

Sementara itu, kantor berita Rusia RIA mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov sehari setelah pertemuan mengatakan, keputusan tentang zona perlindungan harus diambil "dengan cukup cepat".

Ukraina bulan ini merebut kembali kota selatan Kherson dan sebidang tanah di tepi kanan Dnipro, di wilayah Kherson yang terletak di sebelah timur provinsi Zaporizhzhia.

Pada Hari Jumat, pengawas nuklir PBB mengatakan tiga pembangkit nuklir Ukraina di wilayah yang dikuasai pemerintah telah dihubungkan kembali ke jaringan, dua hari setelah serangan rudal Rusia memaksa mereka untuk ditutup untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir.