Bagikan:

JAKARTA - Kepala perusahaan tenaga nuklir Ukraina Energoatom Petro Kotin memperingatkan, risiko sangat tinggi yang ditimbulkan dari penembakan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di selatan yang diduduki Rusia, mengatakan sangat penting bagi Kyiv untuk mendapatkan kembali kendali atas fasilitas itu untuk menghadapi musim dingin.

Dalam wawancara dengan Reuters, seperti dikutip 10 Agustus, Petro Kotin mengatakan, minggu lalu Rusia merusak tiga jalur yang menghubungkan pabrik Zaporizhzhia ke jaringan Ukraina. Rusia ingin menghubungkan fasilitas itu ke jaringan miliknya.

Ukraina dan Rusia saling tuduh menembaki situs PLTN terbesar di Eropa tersebut, yang saat ini berada di dalam wilayah yang diduduki tentara Moskow.

Beberapa dari tembakan tersebut menyasar daerah di dekat fasilitas penyimpanan bahan bakar bekas, sebuah area yang memiliki 174 kontainer bahan radioaktif tinggi, kata Kotin, memperingatkan bahaya jika kontainer tersebut terkena tembakan.

"Ini adalah bahan paling radioaktif di semua pembangkit listrik tenaga nuklir. Ini akan (berarti) distribusi (dari) sekitar tempat ini, kemudian akan ada seperti awan radiasi, dengan cuaca akan memutuskan ke mana arah awan itu pergi," ujarnya.

"Risikonya sangat tinggi," tegas Kotin.

Kotin mengatakan Rusia ingin menghubungkan pembangkit itu ke jaringannya, sebuah proses yang sulit secara teknis yang mengharuskan fasilitas itu dipisahkan dari sistem Ukraina, sebelum dapat secara bertahap terhubung ke sistem Rusia.

"Rencana mereka adalah merusak semua jalur dari pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Setelah itu tidak akan terhubung ke sistem tenaga Ukraina," paparnya.

Pembangkit nuklir tersebut memiliki enam reaktor dan menghasilkan 20-21 persen kebutuhan listrik Ukraina sebelum perang, kata Kotin. Menurutnya, untuk memulihkan hal tersebut, dibutuhkan renovasi.

"Jadi untuk musim dingin, kami sangat perlu mengeluarkan orang-orang Rusia dari sana, kemudian merenovasi infrastruktur," terangnya.

Sekitar 500 tentara Rusia saat ini berada di sana dengan kendaraan berat, dan pembangkit tersebut digunakan sebagai pangkalan, katanya.

Kotin mengatakan, solusi terbaik adalah menarik pasukan Rusia dan mengembalikan PLTN itu di bawah kendali Ukraina. Penjaga perdamaian bisa dikirim untuk menjaga fasilitas itu, katanya.

"Solusi pamungkas adalah mengeluarkan tentara dan semua persenjataan mereka dari lokasi. Dan ini sepenuhnya memecahkan masalah keselamatan di pembangkit listrik Zaporizhzhia," terang Kotin.

Dia memperingatkan, bagaimanapun, tidak akan ada jaminan keselamatan bagi inspektur dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) jika mereka melakukan inspeksi ke lokasi, yang diduduki pada Bulan Maret. Menurutnya, inspeksi semacam itu paling baik dilakukan dengan PBB.