JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan mempertimbangkan kehadiran secara langsung dalam KTT G20 di Bali, Indonesia jika pemimpin Rusia Vladimir Putin hadir secara langsung. Itu diungkapkan oleh Penasihat Kantor Kepresidenan Ukraina Mikhail Podolyak, terkait format kehadiran Presiden Zelensky.
"Presiden percaya bahwa dia harus berada di wilayah Ukraina, dan format online hari ini memungkinkan kerja yang efektif di KTT mana pun," kata Podolyak dalam sebuah wawancara dengan layanan BBC Ukraina, dilansir dari TASS 10 Agustus.
"Tetapi, jika dia (Presiden Putin) akan hadir (di KTT), kita pasti harus memikirkan perlunya kehadiran kita," sambungnya.
Dia mengatakan, kehadiran pemimpin Rusia di setiap acara "secara tidak langsung berarti bahwa penyelenggara kegiatan melegitimasi posisi Rusia" dalam masalah Ukraina.
Diketahui, KTT G20 akan diadakan di Pulau Bali, Indonesia pada 15-16 November dalam format tatap muka.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan undangan secara langsung kepada Presiden Zelensky untuk menghadiri KTT G20, saat kedua pemimpin bertemu di Kyiv beberapa waktu lalu.
"Fasilitas ketua dan anggota G20 sangat penting untuk pemulihan perdamaian. Saya berterima kasih kepada Anda, Tuan Presiden, atas undangan pribadi untuk mengambil bagian dalam KTT G20, dan, tentu saja, saya menerimanya," ujar Presiden Zelensky, mengutip situs Kepresidenan Ukraina, Kamis 30 Juni.
"Partisipasi Ukraina akan tergantung pada situasi keamanan di negara itu dan pada komposisi peserta," lanjut Presiden Zelensky.
Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima undangan untuk menghadiri KTT G20 di Bali pada November mendatang. Namun, ajudan Kremlin Yuri Ushakov mengatakan, format kehadiran Presiden Putin, langsung atau konferensi video, belum ditetapkan.
"Ya, kami telah mengkonfirmasi keikutsertaannya. Mereka telah mengundang (dia) ke pertemuan offline, tetapi ada banyak waktu. Saya berharap pandemi memungkinkan forum penting ini diadakan dalam format offline," ujarnya mengutip Anadolu Agency, menggaris bawahi undangan resmi Indonesia, meskipun ada tekanan kuat dari negara-negara Barat.
Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri menyebut kondisi di dunia, serta situasi sanitasi dan epidemiologis Asia Tenggara, masuk dalam pertimbangan keikutsertaan Presiden Putin, hadir secara fisik atau online (red).
"Mengenai KTT G20 November, undangan resmi dari Presiden Indonesia Joko Widodo yang ditujukan kepada pemimpin Rusia telah diterima. Jakarta untuk sementara diberitahu tentang niat Presiden Vladimir Putin untuk ambil bagian," jelas Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya.
BACA JUGA:
"Format partisipasi dapat diklarifikasi tergantung pada perkembangan situasi di dunia dan dengan mempertimbangkan situasi sanitasi dan epidemiologis di Asia Tenggara," sambung pernyataan kementerian.
Adapun Sekretaris Pers Presiden Rusia, Dmitry Peskov, sebelumnya mengatakan, belum ada keputusan mengenai format keikutsertaan Putin dalam KTT G20 di Indonesia secara langsung atau in absentia.