JAKARTA - Satu orang tewas akibat ledakan yang mengguncang sebuah pangkalan udara Rusia di dekat resor tepi laut di semenanjung Krimea yang dicaplok Hari Selasa, akibat amunisi yang disimpang.
Saksi mata mengatakan mereka telah mendengar setidaknya 12 ledakan sekitar pukul 15:20 waktu setempat, dari pangkalan udara Saky dekat Novofedorivka di pantai barat semenanjung Krimea, yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014 dan digunakan pada Februari sebagai salah satu landasan peluncuran untuk invasinya.
Krimea, tujuan liburan bagi banyak orang Rusia, sejauh ini terhindar dari pemboman dan pertempuran artileri yang diderita daerah lain di Ukraina timur dan selatan.
Sementara itu, pihak Kementerian Pertahanan Rusia bersikukuh bahwa "kebakaran beberapa gudang amunisi penerbangan" telah menyebabkan ledakan, dan awalnya mengatakan tidak ada yang terluka. Dikatakan tidak ada serangan dan tidak ada peralatan penerbangan yang rusak.
Ditanya apakah Ukraina bertanggung jawab atas ledakan itu, Pembantu Presiden Mykhailo Podolyak mengatakan kepada saluran televisi online Dozhd: "Tentu saja tidak. Apa yang harus kita lakukan dengan ini?", melansir Reuters 10 Agustus,
Moskow dapat menuduh Kyiv melanggar garis merah jika Ukraina mengakui telah menyerang wilayah yang dianggap Rusia miliknya.
Podolyak, yang menjadi Penasihat Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, ledakan itu bisa jadi karena ketidakmampuan Rusia atau serangan oleh partisan.
"Orang-orang yang hidup di bawah pendudukan memahami bahwa pendudukan akan segera berakhir," sebutnya.
Kantor berita Rusia mengutip sumber kementerian yang tidak disebutkan namanya mengatakan "hanya pelanggaran persyaratan keselamatan kebakaran yang dianggap sebagai alasan utama ledakan beberapa gudang amunisi di lapangan terbang Saky."
"Tidak ada tanda-tanda, bukti atau, bahkan lebih sedikit, fakta (untuk menunjukkan) dampak yang disengaja pada gudang amunisi," kata sumber itu seperti dikutip.
Terpisah, Departemen Kesehatan Krimea mengatakan satu warga sipil tewas dan delapan lainnya terluka.
Sementara itu, Presiden Zelensky tidak secara khusus menyebutkan ledakan dalam pidato video malam, tetapi mengatakan benar bahwa orang-orang fokus pada Krimea.
"Wilayah Laut Hitam tidak bisa aman sementara Krimea diduduki," ujarnya, mengulangi posisi Kyiv bahwa Krimea harus dikembalikan ke Ukraina.
Kementerian Pertahanan Ukraina sebelumnya mengeluarkan pernyataan dengan nada yang sangat sugestif yang mengingatkan pada tanggapannya terhadap ledakan yang tidak dapat dijelaskan di wilayah Rusia, dengan mengatakan itu "sekali lagi menarik perhatian pada aturan keselamatan kebakaran".
BACA JUGA:
Adapun Gubernur Krimea Rusia, Sergei Aksyonov mengatakan, zona eksklusi lima kilometer (tiga mil) telah didirikan di sekitar pangkalan udara, yang dekat dengan resor tepi laut Novofedorivka dan Saky.
Diketahui, Novofedorivka dan Saky berada sekitar 50 km (30 mil) utara Sevastopol, rumah Armada Laut Hitam Rusia, yang disewa Moskow dari Kyiv selama beberapa dekade, sebelum merebut dan mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014, dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar negara lain.