Bagikan:

JAKARTA - Rusia dengan tegas membela Palestina terkait eskalasi yang terjadi di wilayah Jalur Gaza sepanjang akhir pekan lalu, menyebutnya dimulai oleh provokasi oleh Israel.

Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya sesi Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Jalur Gaza pada Hari Senin mengatakan, serangan 5 Agustus oleh Angkatan Udara Israel memprovokasi eskalasi di sekitar Jalur Gaza yang menyebabkan pemboman massal oleh kelompok-kelompok Palestina.

"Penurunan cepat situasi di zona konflik yang menyebabkan konfrontasi bersenjata dan banyak korban menyebabkan keprihatinan mendalam kami," katanya, melansir TASS 9 Agustus.

"Eskalasi lain disebabkan oleh serangan angkatan udara Israel di Jalur Gaza pada 5 Agustus sebagai tanggapan terhadap kelompok-kelompok Palestina yang memulai pemboman massal tanpa pandang bulu terhadap Israel," jelas diplomat tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Nebenzya memuji upaya mediasi yang dilakukan oleh Mesir dan Qatar serta kontribusi PBB, sehingga kedua belah pihak yang bersitegang bisa mencapai gencatan senjata.

Kendati demikian, diplomat Rusia itu mendesak "semua pihak yang terlibat untuk menahan diri sepenuhnya, untuk mematuhi norma-norma hukum humaniter internasional dan untuk mencegah eskalasi baru aksi militer."

Israel memulai Operasi Breaking Dawn melawan Jihad Islam di Gaza pada 5 Agustus. Kelompok radikal menembakkan 1.100 rudal ke Israel dalam 56 jam operasi berlangsung.

Tentara Israel menyerang 170 sasaran militer kelompok tersebut. Gencatan senjata, yang dibantu oleh Mesir untuk menengahi, mulai berlaku pada 7 Agustus. Israel berhak menggunakan kekuatan jika gencatan senjata dilanggar.

Diberitakan sebelumnya, sediktinya 44 orang, termasuk 15 anak-anak, tewas dalam 56 jam kekerasan yang dimulai ketika serangan udara Israel menghantam seorang komandan senior Jihad Islam. Israel mengatakan tindakannya adalah serangan pre-emptive terhadap serangan yang direncanakan oleh kelompok yang didukung Iran, seperti mengutip Reuters.