JAKARTA - Israel Defense Forces (IDF) mengumumkan perluasan operasi darat pasukannya di Gaza pada Hari Minggu, saat jumlah korban tewas warga Palestina di wilayah tersebut tembus 15.500 jiwa.
Bentrokan bersenjata kembali pecah di Gaza pekan lalu, setelah Israel menuduh kelompok militan Palestina Hamas tidak menepati kesepakatan dan melanggar gencatan senjata yang sudah berlangsung selama seminggu sebelumnya yang mampu membebaskan sandera dan tahanan di kedua belah pihak, hingga memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan.
"IDF melanjutkan dan memperluas operasi darat terhadap benteng Hamas di seluruh Jalur Gaza,” kata juru bicara IDF Laksama Muda Daniel Hagari dalam konferensi pers Hari Minggu, melansir CNN 4 Desember.
Laksda Hagari juga menggarisbawahi "pentingnya bantuan udara yang diberikan oleh Angkatan Udara kepada pasukan darat", mengatakan serangan udara terhadap markas, fasilitas manufaktur senjata, terowongan dan lokasi peluncuran roket membatasi ancaman yang ditimbulkan terhadap operasi darat.
"Kebijakan kami jelas, kami akan dengan tegas menyerang segala ancaman terhadap wilayah kami," tambahnya
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melonjak menjadi 15.523 sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah kantong Palestina yang terkepung pada Hari Minggu.
"Jumlah korban agresi Israel di Jalur Gaza mencapai 15.523 martir sejak 7 Oktober," kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qedra dalam konferensi pers, dilansir dari Anadolu.
Jumlah korban luka pada periode yang sama telah meningkat menjadi 41.316 orang, tambah Al-Qedra.
BACA JUGA:
Ditambahkan, setidaknya 509 warga Palestina telah tewas dan 1.316 terluka sejak Jumat akibat serangan udara Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, seiring dengan berakhirnya gencatan senjata selama sepekan.
Diketahui, Israel membombardir Gaza hingga melakukan blokade total, usai serangan kelompok Hamas ke wilayah selatan mereka pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang. Perang sempat terhenti selama sepekan seiring dengan kesepakatan gencatan senjata kedua belah pihak, dengan mediasi Qatar, Mesir dan dukungan Amerika Serikat.