Bagikan:

JAKARTA - Kelompok militan Palestina Hamas memperingatkan risiko yang akan diterima oleh militer Israel, saat pejabat negara itu mengklaim telah mengepung Jalur Gaza, sementara jumlah korban tewas di wilayah kantong tersebut tembus 9.000 jiwa.

Jalur Gaza menjadi fokus serangan Israel untuk memusnahkan struktur komando Hamas, memerintahkan warga sipil untuk melarikan diri ke selatan.

"Kami berada di puncak pertempuran. Kami telah mencapai keberhasilan yang mengesankan dan telah melewati pinggiran Kota Gaza. Kami maju," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan tanpa rincian lebih jauh, melansir Reuters 3 November.

Sementara, juru bicara Israel Defense Forces (IDF) Laksamana muda Daniel Hagari mengatakan kepada wartawan, "pasukan negaranya telah menyelesaikan pengepungan Kota Gaza, yang merupakan titik fokus kelompok Hamas."

Namun, kepala insinyur militer Israel Brigjen Iddo Mizrahi mengakui pergerakan mereka tidak mudah, mengatakan pasukan di lapangan menghadapi ranjau dan jebakan.

"Hamas telah belajar dan mempersiapkan diri dengan baik," katanya.

Terpisah, juru bicara sayap bersenjata Hamas Abu Ubaida mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Hari Kamis, jumlah korban tewas Israel di Gaza jauh lebih tinggi daripada yang diumumkan militer.

"Tentara Anda akan kembali dalam tas hitam (kantong mayat)," ujarnya memperingatkan.

Sebelumnya, Israel mengatakan pihaknya telah kehilangan 18 tentara dan membunuh puluhan militan sejak operasi darat diperluas pada Hari Jumat pekan lalu.

Di tengah meningkatnya pertempuran di Gaza, warga sipil Palestina kian menderita akibat kekurangan makanan, bahan bakar, air minum hingga obat-obatan, dengan jumlah korban terus bertambah.

"Air digunakan sebagai senjata perang," kata Juliette Touma, juru bicara badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA.

Sejak konflik pecah menyusul serangan Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober lalu, hampir 10.600 orang tewas, di mana 1.538 di antaranya korban di sisi Israel, mengutip Anadolu.

Sedangkan Kementerian Kesehatan di Gaza menyebutkan, jumlah warga sipil Palestina yang tewas di wilayah yang diblokade total Israel itu telah mencapai 9.061 jiwa.

"Para korban termasuk 3.760 anak-anak dan 2.326 perempuan, sementara 32.000 orang lainnya terluka,” kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra pada konferensi pers di Kota Gaza.

Lebih lanjut ia mengatakan, sekitar 2.060 orang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan di Gaza.

"Serangan Israel menyebabkan 135 petugas medis tewas dan 25 ambulans hancur," ungkap al-Qudra.

Tak hanya itu, menurut juru bicara tersebut, pasukan Israel telah menargetkan lebih dari 100 fasilitas layanan kesehatan di Gaza sejak 7 Oktober.

"Sekitar 16 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer terpaksa tidak berfungsi karena serangan Israel dan kekurangan bahan bakar," tambahnya.