JAKARTA - Kelompok pertama pengungsi yang terdiri dari mereka yang terluka, mulai meninggalkan Gaza, Palestina untuk menyeberang ke Mesir pada Hari Rabu, berdasarkan kesepakatan yang dimediasi Qatar, kata sumber keamanan Mesir, ketika pasukan Israel meningkatkan serangan terhadap militan Hamas.
Para pengungsi dibawa dengan ambulans melalui perlintasan perbatasan Rafah. Berdasarkan kesepakatan yang dicapai antara Mesir, Israel dan Hamas, sejumlah orang asing dan orang-orang yang terluka parah akan diizinkan meninggalkan wilayah yang terkepung di mana mereka terjebak, melansir Reuters 1 November.
Sumber keamanan Mesir sebelumnya mengatakan, hingga 500 pemegang paspor asing akan melewati perbatasan Rafah pada Hari Rabu. Sekitar 200 orang menunggu di sisi perbatasan Palestina pada Rabu pagi, kata sumber itu.
Sumber kedua mengatakan tidak semua orang diprediksi bisa hadir pada Hari Rabu. Kendati, tidak ada batas waktu berapa lama penyeberangan itu akan tetap dibuka untuk evakuasi, tambah mereka.
Sementara, seorang pejabat Barat mengatakan daftar orang-orang dengan paspor asing yang dapat meninggalkan Gaza telah disepakati antara Israel dan Mesir dan kedutaan terkait telah diberitahu.
Seorang pejabat Israel yang tidak ingin disebutkan namanya membenarkan hal tersebut, mengonfirmasi bahwa Israel berkoordinasi dengan Mesir mengenai mereka yang keluar dari Gaza.
Sumber pertama mengatakan kesepakatan itu tidak terkait dengan isu-isu lain, seperti pembebasan sekitar 240 sandera yang ditahan oleh Hamas atau "jeda kemanusiaan" dalam pertempuran yang telah diserukan oleh banyak negara.
BACA JUGA:
Diketahui, Israel membombardir dan memblokade Jalur Gaza, usai serangan Hamas terhadap wilayah selatannya pada 7 Oktober lalu, menyebabkan sekitar 300 tentara dan sekitar 1.100 warga sipil tewas, kata otoritas Israel.
Sementara, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada Hari Rabu, korban tewas di wilayah tersebut hingga Hari Rabu telah mencapai 8.796 jiwa, termasuk 3.648 anak-anak.