Bagikan:

JAKARTA - Sekitar 14 truk pengangkut bantuan kemanusiaan dari Bulan Sabit Merah Mesir dan PBB memasuki Jalur Gaza, Palestina dari Mesir melalui Rafah pada Minggu larut malam waktu setempat.

Pejabat Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina di Gaza mengonfirmasi bantuan yang dibawa truk-truk tersebut telah diterima, dan sedang diturunkan ke kendaraan yang akan membawa barang-barang ke fasilitas penyimpanan UNRWA di Gaza, badan PBB untuk pengungsi Palestina, seperti mengutip CNN 23 Oktober.

Konfirmasi juga datang dari Direktur Komunikasi UNRWA Juliette Touma, di mana konvoi bantuan kedua yang terdiri dari 14 truk pengangkut bantuan kemanusiaan memasuki Gaza melalui Rafah, seperti dikutip dari Reuters.

Sumber keamanan dan kemanusiaan mengatakan, total ada sekitar 19 truk dalam konvoi pada Hari Minggu yang membawa pasokan medis dan makanan.

Sementara itu, kepala hubungan masyarakat pada Otoritas Penyeberangan Palestina Wael Abu Omar mengatakan, truk-truk tersebut membawa makanan dan obat-obatan untuk Jalur Gaza.

Sebelumnya, konvoi pertama yang terdiri dari 20 truk pengangkut bantuan kemanusiaan tiba di Gaza melalui Rafah pada Hari Sabtu. Bantuan tersebut langsung didistribusikan pada Hari Minggu, namun para pejabat memperingatkan ancaman bantuan kemanusiaan masih mungkin terjadi, mengingat semakin menipisnya persediaan makanan, air dan bahan bakar.

"Saya menyambut baik konvoi kemarin ke Gaza, yang pertama dalam dua minggu pengepungan ketat yang berdampak pada 2 juta orang. Namun, hal ini masih jauh dari cukup. Agar bermakna, Gaza membutuhkan jalur pasokan kemanusiaan yang tidak terputus dan ditingkatkan," jelas Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) Philippe Lazzarini, dikutip dari situs UNRWA.

"UNRWA saat ini menampung lebih dari setengah juta orang dari hampir 1 juta pengungsi di Jalur Gaza," ungkapnya.

Diketahui, Israel memberlakukan blokade total dan melancarkan serangan udara terhadap Gaza, sebagai tanggapan atas serangan di wilayah mereka oleh kelompok militan Palestina Hamas.

Perlintasan Rafah yang menjadi pintu keluar-masuk utama Gaza dan vital bagi penyaluran bantuan, sempat tidak beroperasi selama beberapa hari, dengan otoritas Mesir mengatakan tidak pernah melakukan penutupan secara operasional, namun serang Israel membuat layanan di penyeberangan tersebut tidak bisa beroperasional.