Bagikan:

JAKARTA - Israel mengumumkan sekitar 248 truk pengangkut bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza, Palestina pada Hari Selasa, menurut pernyataan dari Koordinator Kegiatan Pemerintah Israel di Wilayah (COGAT).

Dari seluruh truk yang memasuki daerah kantong yang terkepung, 175 truk dipindahkan melalui penyeberangan Kerem Shalom dan 73 truk dipindahkan dari penyeberangan Nitzana, kata COGAT.

Selain itu, 21 truk bantuan lainnya ditransfer "melalui saluran pengiriman Yordania," kata COGAT, dilansir dari CNN 21 Maret.

Sedangkan di Gaza, 126 truk berisi bantuan didistribusikan.

"Konvoi 9 truk makanan menuju Gaza utara tadi malam. Selama 3 minggu terakhir, lebih dari 150 truk dipindahkan ke Jalur Gaza utara, sebagian besar oleh sektor swasta," tambah COGAT.

Otoritas Israel juga menambahkan, bahan bakar diterima oleh lima fasilitas pompa di Gaza utara, sementara empat tanker berisi gas untuk memasak memasuki wilayah tersebut pada Hari Selasa.

"Lebih dari 200.000 dosis vaksin difteri, tetanus, batuk rejan dan Hepatitis B yang disumbangkan oleh UNICEF juga tiba di Gaza," kata Israel.

Pernyataan itu menambahkan, Israel Defense Forces (IDF) menghentikan operasi selama empat jam pada Hari Rabu di lingkungan barat Rafah "untuk memungkinkan pergerakan bantuan kemanusiaan."

Diketahui, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) November lalu mengatakan, dibutuhkan sekitar 200 truk bantuan pengangkut bantuan kemanusiaan setiap harinya, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Gaza.

Terbaru, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa kelaparan akan terjadi di Gaza, dengan lembaga-lembaga bantuan melaporkan kesulitan besar untuk mendapatkan akses ke wilayah tersebut, khususnya bagian utara.

Bahkan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan seluruh penduduk Jalur Gaza mengalami "kerawanan pangan akut pada tingkat yang parah, menggarisbawahi pentingnya meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong Palestina.

Beberapa negara di dunia telah mengkritik Israel atas meningkatnya kelaparan di wilayah tersebut, termasuk Mesir dan Irak.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, Israel memicu kelaparan di Jalur Gaza dan menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, sebuah tuduhan yang dibantah oleh menteri luar negeri Israel.

"Di Gaza kita tidak lagi berada di ambang kelaparan, kita berada dalam kondisi kelaparan yang berdampak pada ribuan orang," kata Borrell pada pembukaan konferensi bantuan kemanusiaan untuk Gaza di Brussels, Belgia, melansir Reuters.

"Ini tidak bisa diterima. Kelaparan digunakan sebagai senjata perang. Israel memicu kelaparan," kritik Borrell.

Israel membantah tuduhan tersebut, dengan Menteri Luar Negeri Israel Katz mengatakan, Israel mengizinkan bantuan masuk ke Gaza, menolak klaim Kepala Kebijakan Luar negeri Uni Eropa Josep Borrell bahwa pihaknya sengaja membuat warga Gaza kelaparan.

"Israel mengizinkan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Gaza melalui darat, udara dan laut bagi siapa saja yang bersedia membantu," tulis Menlu Katz di X.