Bagikan:

JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Israel telah melakukan kejahatan kemanusiaan selama perang di Gaza dengan kelompok militan Palestina Hamas, mengkritik kegagalan negara-negara Barat dalam hal kemanusiaan di wilayah kantong tersebut.

Menilai Israel telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam 25 hari terakhir dengan dukungan Amerika Serikat dan Uni Eropa, Presiden Erdoğan mengungkapkan, Turki sedang mengadakan diskusi untuk memastikan pelaku kejahatan perang di Gaza bertanggung jawab di hadapan hukum.

Lebih jauh, Presiden Erdoğan juga mengkritik negara-negara Barat atas keterlibatan mereka dalam kejahatan perang Israel.

"Dunia Barat, terutama negara-negara Eropa, sekali lagi telah gagal dalam pelajaran kemanusiaan di Gaza, katanya, seraya menambahkan mereka telah kehilangan kredibilitas sepenuhnya," kritik Presiden Erdogan, melansir Daily Sabah 1 November.

"Mereka yang menyaksikan kematian ribuan anak-anak Gaza saat ini, tidak akan memiliki kredibilitas terhadap apapun yang mereka katakan mengenai topik apa pun besok," katanya.

Diketahui, pihak berwenang Turki sedang menjajaki cara untuk membawa kejahatan yang dilakukan oleh Israel terhadap warga sipil Palestina ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Turki sendiri bukan penandatangan Statuta Roma, perjanjian internasional yang melatari pendirian ICC, sehingga tidak bisa langsung mengajukan kasus ke pengadilan.

Namun, mereka dapat memberi tahu kantor Kejaksaan di ICC melalui lembaga pemerintah dan organisasi non-pemerintah (LSM) tentang kejahatan terhadap kemanusiaan.

Merujuk Pasal 15 Statuta Roma, Jaksa dapat memulai penyelidikan proprio motu (atas inisiatif sendiri) berdasarkan informasi, mengenai kejahatan yang berada dalam yurisdiksi ICC.

Hingga Selasa, jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah mencapai 8.525 orang, kata Kementerian Kesehatan di Gaza, dikutip dari Anadolu.

"Para korban termasuk 3.542 anak-anak dan 2.187 perempuan, sementara 21.543 orang lainnya terluka," terang juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra pada konferensi pers di Kota Gaza.

Lebih jauh, ia mengatakan kementerian telah menerima laporan sekitar 2.000 orang masih terjebak di bawah reruntuhan, termasuk 1.100 anak-anak.

Al-Qudra menambahkan, 130 petugas medis tewas dan 25 ambulans hancur dalam serangan udara Israel sejak 7 Oktober.

"Pasukan pendudukan dengan sengaja menargetkan 57 fasilitas kesehatan, memaksa 15 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer tidak berfungsi," tambahnya.

Di sisi lain, lebih dari 1.538 warga Israel tewas dan 5.400 lainnya akibat serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.