Drone Hantam Pangkalan Udara Pesawat Pembom Nuklir Strategis Rusia: Tiga Tentara Tewas, Moskow Tuding Ukraina
Pembom Tu-95 Rusia di Pangkalan Udara Engels. (Wikimedia Commons/Dmitriy Pichugin/Russian AviaPhoto Team)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia mengatakan tiga personel militernya tewas dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina di dua pangkalan udara Rusia ratusan mil dari garis depan pertempuran pada Hari Senin.

Ukraina tidak secara langsung mengklaim bertanggung jawab. Jika memang melakukan serangan, itu adalah serangan militer terdalam yang pernah dilakukan di jantung Rusia sejak Moskow menginvasi pada 24 Februari.

Salah satu targetnya, pangkalan udara Engels di dekat Kota Saratov, menampung pesawat pengebom yang merupakan bagian dari kekuatan nuklir strategis Rusia.

"Rezim Kyiv, untuk menonaktifkan pesawat jarak jauh Rusia, melakukan upaya untuk menyerang dengan kendaraan udara jet tak berawak buatan Soviet di lapangan terbang militer Dyagilevo, di wilayah Ryazan, dan Engels, di wilayah Saratov," sebeut Kementerian Pertahanan Rusia, melansir Reuters 6 Desember.

Kantor berita RIA Rusia mengatakan, tiga kematian terjadi di pangkalan udara di Ryazan, 185 km (115 mil) tenggara Moskow.

Pangkalan udara Engels, dekat kota Saratov, sekitar 730 km tenggara Moskow adalah salah satu dari dua pangkalan pengebom strategis nuklir Rusia, dengan pangkalan lainnya berada di wilayah Amur, Timur Jauh Rusia.

Rusia memiliki 60 hingga 70 pesawat pembom strategis yang terdiri dari dua jenis: Tu-95MS Bear dan Tu-160 Blackjack. Keduanya mampu membawa bom nuklir dan rudal jelajah bersenjata nuklir.

Dikatakan drone, yang terbang di ketinggian rendah, dicegat oleh pertahanan udara dan ditembak jatuh. Puing-puing itu menyebabkan kerusakan ringan pada dua pesawat, katanya, dan empat orang terluka.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebutnya sebagai aksi teroris, yang bertujuan mengganggu penerbangan jarak jauhnya.

Meskipun demikian, katanya, Rusia menanggapi dengan "serangan besar-besaran pada sistem kontrol militer dan objek terkait dari kompleks pertahanan, pusat komunikasi, unit energi dan militer Ukraina dengan senjata presisi tinggi berbasis udara dan laut" di mana Rusia mengatakan semua 17 target yang ditunjuk terkena.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, Presiden Vladimir Putin mengetahui insiden tersebut, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.

Terpisah, Penasihat Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak menulis di Twitter: "Jika sesuatu diluncurkan ke wilayah udara negara lain, cepat atau lambat benda terbang tak dikenal akan kembali ke titik keberangkatan (mereka)."

Diketahui, Ukraina sebelumnya telah menunjukkan kemampuan untuk menyerang sasaran strategis Rusia jauh melampaui garis depan sepanjang 1.100 km di selatan dan timur Ukraina.

Pada Bulan Agustus, setidaknya tujuh pesawat tempur Rusia dihancurkan oleh ledakan di pangkalan udara Rusia di pantai barat daya Krimea yang dianeksasi Rusia.

Ukraina tidak secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas itu, atau atas serentetan ledakan di tempat-tempat seperti gudang senjata dan depot bahan bakar di wilayah Rusia yang dekat dengan perbatasan dengan Ukraina. Namun, dikatakan bahwa insiden semacam itu adalah "karma" untuk invasi Rusia.

Adapun komentator Rusia mengatakan di media sosial, jika Ukraina dapat menyerang sejauh itu di dalam Rusia, itu mungkin juga dapat mengenai Moskow, mengacu pada lokasi Saratov yang berjarak setidaknya 600 km dari wilayah Ukraina terdekat.