Bagikan:

JAKARTA - Para ahli dari Center of Comprehensive Unmanned Solutions Rusia telah menciptakan sistem pencegat first-person view (FPV), untuk menghancurkan kendaraan udara tak berawak (UAV) dan pesawat pengangkut manusia di ketinggian rendah, kata CEO Center of Comprehensive Unmanned Solutions Dmitry Kuzyakin.

Rusia mengalami peningkatan serangan pesawat tak berawak di sejumlah wilayah dan fasilitas strategisnya, termasuk pangkalan udara militer, jauh di belakang garis depan pertempuran dengan Ukraina.

Bahkan, sejumlah gedung di ibu kota Moskow dihantam oleh drone, kendati sistem pertahanan udara mampu menjatuhkan atau melumpuhkan sejumlah drone lainnya.

"Perusahaan telah mengembangkan sistem pencegat FPV dengan jangkauan operasi tujuh kilometer dan ketinggian hingga dua kilometer. Penting untuk dicatat, sistem ini dapat menghancurkan target yang terbang hampir di dekat tanah," jelas Dmitry Kuzyakin seperti melansir TASS 29 Agustus.

"Pencegat ini telah melewati serangkaian uji coba di lokasi uji coba di Wilayah Moskow, di mana ia berulang kali melakukan penembakan tempur. Amunisinya memiliki jangkauan penghancuran yang terbatas dan tidak akan menimbulkan kerusakan di darat. Amunisi ini juga cukup efisien dalam pertempuran udara dan memungkinkan penghancuran tidak hanya UAV tentara Ukraina, tetapi juga pesawat pembawa manusia yang terbang rendah, yang memperluas jangkauan tugas yang dapat diterapkan untuk sistem ini," urainya.

Kuzyakin menambahkan, sistem ini tidak dipandang sebagai pengganti alat pertahanan udara yang saat ini ada.

"Sistem ini berperan sebagai pelengkap alat yang sudah ada. Sistem ini beroperasi dalam radius terdekat dalam hal pertahanan udara, di sekitar instalasi yang dilindungi, pada dasarnya merupakan alat tempur jarak dekat," tambahnya.

Diketahui, Rusia menuduh Ukraina berada di balik serangan drone terhadap sejumlah wilayah dan fasilitas strategis miliknya. Namun, Kyiv tidak pernah secara terang-terangan mengakui bertanggung jawab terhadap serangan drone yang terjadi.

Terbaru, intelijen militer Inggris mengatakan, serangan drone terhadap lapangan terbang jauh di dalam wilayah Rusia, telah menghancurkan pembom jarak jauh supersonik Tu-22M3 milik Rusia, seperti dikutip dari Reuters.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak bergaya helikopter Ukraina yang ditembak jatuh oleh tembakan senjata ringan dan tidak ada yang terluka.

Intelijen militer Inggris mengatakan, jika drone model helikopter benar-benar digunakan, hal ini memperkuat dugaan serangan diluncurkan dari dalam Rusia, karena drone tersebut tidak mungkin memiliki jangkauan untuk mencapai lapangan terbang dari luar Rusia.