Rusia Ungkap Robot Tempur yang Digunakan Pasukan Penyerang di Medan Perang Ukraina
Combat robots BR-2 and BRG-1 Rusia. (Sumber: TASS/Georgy Sultanov)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia kembali menyebut medan perang Ukraina menjadi tempat pengoperasian teknologi baru alat utama sistem senjata (alutsista) buatan dalam negeri.

Tengah bulan ini, Rusia memamerkan kendaraan robotik BR-2 yang berbasis di darat dengan senapan mesin yang dipasang secara fleksibel, serta kendaraan ranjau Minyor BR-1 dalam pameran keamanan internasional 'Interpolitex 2023' di Moskow, kata Gran Scientific and Production Association kepada TASS seperti dikutip 25 Oktober.

Selain keduanya, Rusia juga memamerkan kendaraan robotik BRG-1 yang dirancang untuk mengevakuasi korban dan mengirimkan kargo dalam kegiatan pameran tersebut.

"Ketiga kendaraan robot tersebut dipamerkan untuk pertama kalinya. Sistem ini berhasil digunakan di zona operasi militer khusus dan tanggapannya positif," kita pihak perusahaan, merujuk istilah resmi medan perang Rusia-Ukraina.

"Secara keseluruhan, sekitar 60 robot tempur kami digunakan di zona operasi militer khusus. Platform ini dioperasikan dengan joystick. Anggota militer Rusia belajar cara mengoperasikannya dengan sangat cepat," sambung perusahaan.

Lebih jauh dikatakan, platform robot BR-2 digunakan oleh tim penyerang Rusia dalam operasi militer khusus di Ukraina.

Pasukan Rusia juga menggunakan kendaraan robotik Minyor BR-1 untuk menebar ranjau yang dikendalikan dari jarak jauh.

Perang Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022 lalu, diketahui dipakai Rusia untuk pengujian lapangan alutsista terbarunya, usai menjalani serangkaian pengujian di pabrik pembuatan.

Bulan lalu, para ahli Rusia terus mengembangkan drone FPV yang dijuluki Vorobey (Burung Gereja) seberat 1,3 kilogram, dengan amunisi seberat 500 gram yang dapat digunakan untuk menyerang kendaraan lapis baja, ungkap Andrey Bratenkov, direktur eksekutif Spektr.

Ia mengatakan, drone yang membawa muatan kumulatif yang dikembangkan oleh sebuah lembaga penelitian Rusia itu telah berhasil diuji coba di zona operasi militer khusus.

Menurut Bratenkov, drone ini akan dikerahkan ke medan perang dalam waktu dekat, sehingga memastikan efisiensi yang lebih besar karena massanya yang lebih rendah dan efektivitas yang lebih tinggi.

"Persenjataan drone ini memiliki berat sekitar 500 gram dan mampu menembus lapis baja hingga 200 mm. Alhasil, dari segi propertinya, drone Vorobey bisa dikatakan Lancet 'mini'," terangnya.