JAKARTA - Rusia akan segera mengerahkan howitzer terbarunya untuk menghadapi pasukan Ukraina dalam operasi militer khusus," kata kepala industri pertahanan negara Rostec.
Pengujian unit artileri self-propelled Koalitsiya-SV yang baru telah selesai dan produksi massalnya telah dimulai, kata Kepala Rostec Sergei Chemezov, dalam wawancara dengan kantor berita negara RIA.
"Saya pikir mereka akan segera muncul di sana (di medan perang di Ukraina), karena howitzer kelas ini diperlukan untuk memberikan keunggulan dibandingkan model artileri Barat dalam hal jarak tembak," kata Chemezov, melansir Reuters 27 Desember.
Kantor berita Rusia TASS melaporkan awal bulan ini, unit artileri self-propelled Koalitsiya-SV telah dikerahkan ke garis depan di Ukraina.
Howitzer yang memiliki jangkauan tembakan hingga 70 kilometer (44 mil) ini dilengkapi meriam modern 2A88 kaliber 152 mm dengan kecepatan tembakan lebih dari 10 putaran per menit, serta sistem modern untuk mengotomatisasi proses penembakan. pembidikan, pemilihan target hingga navigasi, menurutnya.
Diberitakan sebelumnya, Rostec Oktober lalu mengumumkan, sistem artileri self-propelled Koalitsiya terbaru lulus menjalani uji negara dan akan diproduksi massal.
"Ini sebenarnya adalah robot tempur dan senjata artileri self-propelled ini memiliki ciri otomatisasi tingkat tinggi. Awaknya ditempatkan di kapsul lapis baja terisolasi, yang kemudian digunakan untuk mengontrol operasi kendaraan tempur," jelas Direktur Industri Persenjataan Konvensional, Amunisi dan Kimia Khusus Rostec Bekkhan Ozdoyev, dikutip dari TASS.
BACA JUGA:
"Dibandingkan dengan sistem artileri yang ada, sistem Koalitsiya-SV mengandalkan pengurangan waktu respons terhadap target yang tidak direncanakan, yang sangat penting dalam pertempuran. Keberhasilan penyelesaian uji coba negara memungkinkan kami untuk memulai produksi massal senjata artileri ini," tambah Ozdoyev.