JAKARTA - Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan pasukan Ukraina segera menyelesaikan pelatihan penggunaan howitzer Jerman, segera memasuki medan perang di Ukraina.
Ukraina diketahui meminta negaranegara Barat untuk mengirim artileri yang lebih banyak dan lebih baik, seiring dengan habisnya amunisi persenjataan era Uni Soviet untuk menghadapi Rusia.
Itu direspon negara-negara Barat dengan menjanjikan senjata berstandar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), tetapi menyalurkannya membutuhkan waktu.
"Pelatihan Panzerhaubitze (PzH) 2000 akan segera selesai, sehingga dapat digunakan dalam pertempuran di Ukraina," terang Menteri Lambrecht kepada wartawan saat berkunjung ke sebuah pangkalan militer di Kota Rheinbach, Jerman barat, melansir Reuters 15 Juni.
Panzerhaubitze 2000 adalah salah satu senjata artileri paling kuat dalam inventaris Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Jerman). Senjata tersebut memiliki kemampuan menjangkay target pada jarak 40 km (25 mil).
Sebelumnya, Jerman berjanji pada Bulan Mei untuk memasok Kyiv dengan tujuh howitzer self-propelled, menambah lima sistem artileri seperti yang dijanjikan Belanda.
Tetapi, Berlin juga menghadapi tuduhan dari Ukraina bahwa pihaknya menyeret kakinya, mengambil terlalu banyak waktu untuk mengirimkan senjata berat, karena konflik telah berubah menjadi perang gesekan yang menghukum.
Kendati demikian, Menteri Lambrecht tidak memberikan rincian tentang kapan howitzer tersebut akan dikirim ke Ukraina.
"Howitzer pertama akan dikirim (ke Ukraina) ketika pelatihan telah selesai dan bertanggung jawab (untuk memasok mereka)," jelas Menteri Lambrecht, seraya menambahkan bahwa dia tidak akan mengumumkan tanggal atau rute transportasi untuk alasan keamanan.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut pasukan Ukraina memiliki amunisi dan senjata yang cukup, tetapi membutuhkan lebih banyak senjata jarak jauh.
"Kami memiliki cukup senjata. Yang kami tidak punya cukup adalah senjata yang benar-benar mencapai jangkauan, yang kami butuhkan untuk mengurangi keunggulan peralatan Federasi Rusia," ujarnya.
Sementara, Penasihat Presiden Mykhailo Podolyak mengungkapkan Kyiv membutuhkan 1.000 howitzer, 500 tank, dan 1.000 drone di antara senjata berat lainnya.