Bagikan:

JAKARTA - Jerman berencana untuk membeli 18 tank Leopard 2 dan 12 howitzer self-propelled untuk melengkapi kembali persenjataan militernya, setelah sebelumnya mengirimkan bantuan ke Ukraina.

Pembelian tank-tank tersebut akan mencapai 525 juta euro (578 juta dolar AS). Sementara, howitzer memiliki harga 190,7 juta euro, yang semuanya akan dikirim paling lambat tahun 2026, menurut dokumen Kementerian Keuangan yang ditujukan untuk parlemen, menurut dokumen pengadaan yang dilihat oleh Reuters Hari Jumat, seperti dikutip 13 Mei.

Pembelian tank ini termasuk opsi untuk 105 tank lainnya dengan harga sekitar 2,9 miliar euro, kata sumber pertahanan, yang menambahkan, komite anggaran parlemen Jerman diharapkan untuk menandatangani kesepakatan pada akhir Mei.

Diketahui, Jerman telah memasok 18 tank Leopard 2 ke Ukraina sejak invasi Rusia tahun lalu, mengatakan mereka berniat untuk mengisi kekosongan dengan tank-tank baru sesegera mungkin.

Mengutip BBC, delapan belas tank tempur utama (MBT) mutakhir itu dikirim setelah kru Ukraina dilatih untuk menggunakannya.

Menteri Pertahanan Boris Pistorius mengatakan, ia yakin tank-tank tersebut dapat "memberikan kontribusi yang menentukan" di garis depan perang.

Tentara Jerman diketahui melatih kru tank Ukraina untuk menggunakan varian A6 yang canggih dari Leopard 2 selama beberapa minggu.

Tank ini dirancang khusus untuk bersaing dengan tank tempur utama T-90 Rusia, tetapi dianggap lebih mudah dirawat serta lebih hemat bahan bakar daripada kebanyakan tank Barat lainnya.

Sedangkan 12 howitzer tersebut merupakan bagian dari rencana kementerian pertahanan yang telah disetujui oleh Parlemen Jerman pada Bulan Maret untuk membeli hingga 28 tank howitzer sebagai pengganti.

Leopard diproduksi bersama oleh KMW dan Rheinmetall, sedangkan howitzer dibuat oleh KMW. Adapun pemesanan ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg.

Diketahui, Ukraina telah meminta kendaraan dan sistem persenjataan yang lebih modern dari sekutu Barat selama berbulan-bulan, untuk membantu melawan invasi Rusia.