Ratusan Polisi Buru Pria Terkait Penembakan Massal di Maine Amerika Serikat
Ilustrasi. (Wikimedia Commons/Tony Webster)

Bagikan:

JAKARTA - Ratusan polisi menggeledah Kota Lewiston dan daerah sekitar Negara Bagian Maine, untuk mencari seorang pria terkait dengan penembakan massal di sebuah bar dan arena bowling, ketika outlet berita melaporkan jumlah korban tewas berkisar antara 16 hingga 22 orang, sementara puluhan lainnya terluka.

Para pejabat mengatakan ada banyak korban, namun menolak memberikan angka pastinya.

Polisi negara bagian dan lokal mengidentifikasi Robert R. Card (40) sebagai orang yang berkepentingan dalam kasus ini, setelah sebelumnya mengunggah di Facebook foto-foto seorang pria yang memegang senapan semi-otomatis.

Gambar-gambar dari salah satu TKP pada Hari Rabu waktu setempat menunjukkan, seorang pria berjanggut dengan hoodie coklat dan celana jins, memegang senjata dalam posisi menembak.

"Kami memiliki ratusan petugas polisi yang bekerja di seluruh negara bagian Maine untuk menyelidiki kasus ini guna menemukan Card, yang merupakan orang yang dicari," kata Komisaris Keamanan Publik Maine Mike Sauschuck pada konferensi pers, melansir Reuters 26 Oktober.

Beberapa media melaporkan, buletin penegakan hukum Maine mengidentifikasi Card sebagai instruktur senjata api terlatih dan anggota cadangan Angkatan Darat AS yang baru-baru ini melaporkan dia memiliki masalah kesehatan mental, termasuk mendengar suara-suara. Ia juga dikatakan mengancam akan menembak pangkalan Garda Nasional.

"Card juga dilaporkan telah dimasukkan ke fasilitas kesehatan mental selama dua minggu selama musim panas 2023 dan kemudian dibebaskan," demikian pemberitahuan dari Pusat Informasi & Analisis Maine.

Bar dan arena bowling berjarak sekitar empat mil (6,5 km) di Lewiston, bekas pusat tekstil dan kota berpenduduk 38.000 orang di Androscoggin County sekitar 35 mil (56 km) utara kota terbesar Maine, Portland.

Laporan media sebelumnya mengatakan, ada lokasi penembakan ketiga di pusat distribusi Walmart. Namun, Walmart kemudian mengeluarkan pernyataan kepada media lokal yang mengatakan tidak ada penembakan yang terjadi di properti mereka.

Sementara itu, Pusat Medis Central Maine di Lewiston mengatakan, pihaknya "bereaksi terhadap korban massal, peristiwa penembakan massal" dan berkoordinasi dengan rumah sakit setempat untuk menerima pasien.

Di Washington DC., seorang pejabat mengatakan Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan dan akan terus menerima informasi terkini.

Presiden Biden berbicara melalui telepon secara pribadi kepada Gubernur Maine Janet Mills, Senator Angus King dan Susan Collins serta Anggota Kongres Jared Golden tentang penembakan di Lewiston, menawarkan dukungan penuh federal setelah serangan itu, kata Gedung Putih.

Jika jumlah korban tewas sebanyak 22 orang terkonfirmasi, maka penembakan tersebut akan menjadi yang paling mematikan di Amerika Serikat setidaknya sejak Agustus 2019, ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah pembeli di Walmart El Paso dengan senapan AK-47 yang menewaskan 23 orang. Jaksa mencapnya sebagai kejahatan rasial anti-Hispanik, menurut Arsip Kekerasan Senjata.

22 kematian tersebut juga setara dengan jumlah pembunuhan yang biasanya terjadi di Maine pada tahun tertentu. Jumlah pembunuhan tahunan di negara bagian tersebut berfluktuasi antara 16 dan 29 sejak 2012, menurut Kepolisian Negara Bagian Maine.

Diketahui, jumlah penembakan di AS yang melibatkan empat orang atau lebih telah melonjak sejak pandemi COVID-19 dimulai pada tahun 2020, dengan 647 kasus terjadi pada tahun 2022 dan 679 kasus diperkirakan terjadi pada tahun 2023, berdasarkan tren pada bulan Juli, menurut data dari arsip.

Penembakan massal paling mematikan yang pernah tercatat di AS adalah penembakan 58 orang oleh seorang pria bersenjata yang menembaki festival musik country Las Vegas dari sebuah hotel bertingkat tinggi pada tahun 2017.