JAKARTA - Politisi Kristen terkemuka Lebanon yang bersekutu dengan Hizbullah mengatakan, negaranya tidak akan memulai perang dengan Israel, namun akan mempertahankan diri jika diserang.
Komentar Ketua Free Patriotic Movement, yang didirikan mantan Presiden Michel Aoun, Gebran Bassil diutarakan ketika bentrokan sporadis terus berlanjut di perbatasan kedua negara, melibatkan kelompok militan Hizbullah dan Hamas Palestina.
"Tidak ada yang bisa menyeret kami ke dalam perang kecuali musuh Israel menyerang kami, dan kemudian kami terpaksa membela diri," kata Bassil setelah pertemuan dengan Ketua Parlemen Nabih Berri, sekutu Hizbullah lainnya, dilansir dari The Times of Israel 24 Oktober.
Basil menambahkan, ia juga berbicara dengan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah melalui telepon pada Hari Senin.
"Semua warga Lebanon setuju, mereka tidak menginginkan perang. Tapi, itu tidak berarti kita harus membiarkan diri kita diserang tanpa balasan," tandasnya.
Diketahui, bentrokan bersenjata antara Hizbullah dengan Israel di wilayah perbatasan berlangsung hampir setiap hari, usai kelompok militan Hamas melakukan serangan ke wilayah Israel pada 7 Oktober lalu.
Terkait itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hingga pejabat IDF telah memperingatkan Hizbullah agar tidak terlibat dalam konflik di Gaza, menggarisbawahi itu akan merugikan Lebanon.
Sementara, Presiden Isaac Herzog menilai Hizbullah bermain api dengan Lebanon yang akan menanggung akibatnya.
BACA JUGA:
Kendati demikian, Presiden Herzog mengatakan Israel tidak berminat untuk berkonfrontasi di perbatasan utara negaranya, merujuk pada batas wilayahnya dengan Lebanon.
"Kami tidak ingin terjadi konfrontasi di perbatasan utara kami atau dengan siapa pun," kata Presiden Herzog.