Desak Tiga Hal Ini di DK PBB, Menlu Retno: Jangan Sampai Tragedi 1948 Kembali Terjadi
Menlu Retno duduk bersebelahan dengan utusan Palestina dalam pertemuan DK PBB yang membahas krisis di Gaza. (Sumber: Kemlu RI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) menggunakan kekuatannya, untuk mengakhiri kekerasan di Jalur Gaza dan fokus pada masalah kemanusiaan guna menghindari bencana yang lebih besar dari perang Hamas dengan Israel.

Menlu Retno mengatakan, Indonesia tidak membuang-buang waktu dalam memobilisasi dukungan internasional untuk segera mengambil tindakan, dengan kekerasan bersenjata sudah berlangsung lebih dari dua minggu terhitung sejak 7 Oktober lalu.

Melalui OKI, ASEAN dan pertemuan ASEAN-GCC, D8, Indonesia menyerukan kesatuan suara untuk mendesak dihentikannya kekerasan, untuk kemudian fokus pada isu bencana kemanusiaan, kata Menlu Retno, menyebut Indonesia mendesak tiga hal untuk segera dilakukan.

Pertama, Indonesia mendesak segera dilakukannya gencatan senjata, jangan hanya berdiam diri atau mendukung salah satu pihak yang bertikai.

"Diam di tengah desingan peluru dan ledakan roket yang memekakkan telinga adalah sangat mengerikan. Dukungan mutlak terhadap salah satu pihak, telah memicu penggunaan kekerasan yang tidak proporsional, pelanggaran hukum humaniter internasional dan impunitas. Menjadi kewajiban kolektif kita untuk mengakhiri siklus kekerasan sebelum tereskalasi menjadi bencana kawasan dan global," papar Menlu Retno dalam High-Level Open Debate DK PBB mengenai situasi di Timur Tengah yang digelar di New York, Amerika Serikat Selasa waktu setempat, mengutip keterangan Kementerian Luar Negeri RI Rabu 25 Oktober.

Berikutnya, Indonesia mendesak diprioritaskannya akses kemanusiaan. Menlu Retno mengatakan, lebih dari dua juta nyawa warga Gaza terancam karena tidak adanya akses terhadap kebutuhan dasar. Sementara, konvoi bantuan kemanusiaan terkendala dan terancam oleh baku tembak.

"DK harus segera mendesak akses bantuan kemanusiaan yang aman dan lancar serta penghormatan terhadap hukum humaniter internasional," seru Menlu Retno.

Terakhir, Menlu Retno mengatakan kemanusiaan harus dikembalikan ke Dewan Keamanan PBB.

"Tolong gunakan kekuatan besar Anda untuk kemanusiaan. Warga Palestina berhak memperoleh hak dan perlakuan yang setara. Kita semua manusia. Kita semua berhak memiliki rumah. Kita harus tolak pengusiran warga Palestina. Jangan sampai tragedi 1948 kembali terjadi," harap Menlu Retno.

"DK memiliki kekuatan besar, dan dengan kekuatan besar maka tanggung jawab juga besar, untuk mengatasi situasi di Gaza dan akar masalahnya, serta memastikan terwujudnya solusi dua-negara," tandas Menlu Retno.

Diketahui, hingga Selasa, jumlah keseluruhan korban tewas di Gaza mencapai 5.791 jiwa, termasuk 2.360 anak-anak, 1.421 wanita dan 295 lansia, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, dikutip dari CNN. Kementerian mengatakan ada juga 16.297 laporan cedera dengan berbagai tingkat keparahan dan 1.550 laporan orang hilang, dengan 870 di antaranya adalah anak-anak.