Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) untuk segera menghentikan kengerian warga Palestina di Gaza akibat tindakan Israel, saat menghadiri pertemuan dewan tersebut Hari Selasa.

"Saya berada di sini untuk ketiga kalinya dalam tiga bulan untuk menegaskan kembali, komitmen teguh Indonesia utuk mendukung Palestina, menyatakan Indonesia tidak akan berhenti sampai kita melihat kembalinya keadilan dan martabat rakyat Palestina," ujar Menlu Retno membuka pidatonya dalam Open Debate "The Situation In The Middle East, Including The Palestinian Question" yang digelar DK PBB di New York, Amerika Serikat Hari Selasa, dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Rabu 24 Januari.

Lebih jauh Menlu Retno mengingatkan para anggota DK PBB, adanya mandat besar untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, serta tidak menoleransi perang dan genosida.

Menurutnya, Piagam PBB sudah jelas, Resolusi Dewan Keamanan bersifat mengikat dan harus mengikat diberlakukan.

"Pertanyaan saya hari ini: berapa banyak resolusi yang telah diadopsi mengenai Palestina? Bagaimana itu jalankan," tanya Menlu Retno.

"Ke mana Palestina harus pergi ketika, selama berpuluh-puluh tahun, Dewan Keamanan PBB gagal bertindak atas sendiri resolusi, sementara Israel membunuh warga Palestina tanpa mendapat hukuman?" tegasnya.

"Sekali lagi, saya mendesak anggota Dewan untuk menghentikan kengerian yang dihadapi sehari-hari warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat," tandasnya.

Ditambahkan olehnya, lebih dari 25.000 orang tewas dan semakin banyak orang meninggal karena kelaparan dan penyakit kedinginan, termasuk bayi dan anak-anak.

"Kita semua mempunyai tanggung jawab untuk menegakkan Hukum Humaniter Internasional tanpa perlu melakukan hal-hal yang tidak diinginkan tanpa pengecualian terhadap situasi di Gaza," ujar Menlu Retno.

Diketahui, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pada Hari Selasa, korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah melonjak menjadi 25.490 jiwa hingga kemarin, sementara 63.354 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut, dikutip dari Anadolu.

"Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan dan tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka," kata pernyataan itu.